Social Icons

Kamis, 15 November 2012

PROPOSAL MODEL INQUIRI SD

JUDUL : Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Metode Inkuiri pada Siswa Kelas V SD Inpres Ujung Pandang Baru Kota Makassar BIDANG KAJIAN : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Sebagai perwujudan cita-cita nasional tersebut telah diterbitkan UU No. 2 tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Guru mempunyai peran yang penting dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam Undang-undang nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa : Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Berbicara tentang peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi, melainkan juga mengarahkan dan memberikan fasilitas belajar agar proses belajar lebih memadai. Pada awal proses pembelajaran guru harus mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang sosial ekonomisnya, dan lain sebagainya. Hal tersebut bertujuan untuk mencapai pembelajaran yang efektif dan efisien. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu bidang studi yang memiliki peranan cukup penting dalam menghasilkan siswa yang berkualitas yaitu manusia yang mampu berfikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif. Untuk menghasilkan siswa yang berkualitas tersebut membawa dampak pada pemilihan materi, metode dan media pembelajaran serta pendekatan pembelajaran yang tepat agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa utamanya dalam bidang studi IPA. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas V SD Inpres Ujung Pandang Baru Kota Makassar pada hari Senin tanggal 24 Januari 2011 diperoleh informasi tentang hasil belajar IPA umumnya masih rendah, yakni nilai rata-rata ulangan harian hanya mencapai skor 55. Nilai rata-rata ini jika dibandingkan dengan nilai ketuntasan belajar yang telah ditentukan oleh sekolah yakni sebesar 65, jadi dapat dikatakan bahwa nilai tersebut berada dibawah standar ketuntasan yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Guru masih bersifat informatif, dalam artian guru yang aktif dalam proses pembelajaran. Dalam mengajarkan materi IPA guru kurang melibatkan siswa, sehingga konsep yang diperoleh sebatas hafalan saja. Pada pembelajaran metode inkuiri siswa aktif melakukan percobaan atau penyelidikan untuk menemukan konsep tentang materi pelajaran. Kecenderungan pembelajaran IPA/sains di Indonesia, menurut Iskandar (1997, 4 ) menunjukkan bahwa: Pembelajaran hanya beriorientasi pada tes/ujian. Pengalaman belajar yang diperoleh di kelas tidak utuh dan tidak berorientasi pada tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pembelajaran lebih bersifat teacher-centered, guru hanya menyampaikan IPA sebagai produk dan peserta didik menghafal informasi faktual. Peserta didik hanya mempelajari IPA pada domain kognitif yang terendah,peserta didik tidak dibiasakan untuk mengembangkan potensi berpikirnya. Cara berpikir yang dikembangkan dalam kegiatan belajar belum menyentuh domain afektif dan psikomotor. Alasan yang sering dikemukakan oleh para guru adalah keterbatasan waktu, sarana, lingkungan belajar, dan jumlah peserta didik per kelas yang terlalu banyak. Evaluasi yang dilakukan hanya berorientasi pada produk belajar yang berkaitandengan domain kognitif dan tidak menilai proses. Pembelajaran IPA berbasis inkuiri dideskripsikan dengan mengajak siswa dalam kegiatan yang akan mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA sebagaimana para saintis mempelajari dunia alamiah. Proses metode inkuiri adalah guru menyajikan suatu materi dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Peranan guru lebih banyak menetapkan diri sebagai pembimbing atau fasilitator belajar. Dengan demikian siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok memecahkan permasalahan dengan bimbingan guru. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu pembelajaran yang mampu mengembangkan dan menggali pengetahuan siswa secara konkret dan mandiri sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara kondusif sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Berangkat dari pendapat Piaget (Sanjaya, 2006, 23) yang mengemukakan bahwa : Pengetahuan itu akan bermakna manakala dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa. Sebab sejak manusia dilahirkan ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indra pengecapan, pendengaran, penglihatan, dan indra-indra lainnya hingga dewasa keingintahuannya secara terus menerus berkembang dengan menggunakan otak dan pikirannya. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran sains di sekolah dasar untuk mengatasi permasalahan yang diungkapkan oleh peneliti yang erat kaitannya dengan proses melatih keingintahuan siswa melalui proses berpikirnya sehingga siswa dapat menemukan sendiri informasi atau pengetahuan yang dipelajarinya adalah metode inkuiri. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sanjaya (2006, 9) bahwa : Metode inkuiri adalah rangkaian pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang dipertanyakan. Menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Metode inkuiri memberi kesempatan secara optimal kepada siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran melalui kegiatan-kegiatan percobaan sehingga pengetahuan yang dipelajarinya tidak mudah untuk dilupakan dan pengetahuan tersebut dapat tersimpan secara permanen dalam ingatannya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Khaeruddin dan Eko (2005) bahwa “metode inkuiri tidak hanya menuangkan informasi ke dalam benak siswa, tetapi mengusahakan bagaimana konsep-konsep tersebut tertanam kuat dalam benak siswa”. Metode inkuiri merupakan metode yang banyak dianjurkan untuk dipergunakan dalam proses belajar mengajar IPA, sebab dalam model inkuiri memiliki beberapa kelebihan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sanjaya (2006, 27) bahwa: Ada beberapa keunggulan dalam penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran sains yaitu a) metode inkuiri lebih menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang; b) memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya mereka; c) sesuai dengan psikologi belajar modern; d) metode inkuiri dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Dengan demikian melalui metode inkuiri dapat melatih siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang dan sistematis sehingga mampu mendorong siswa menggunakan konsep materi yang dimilikinya dalam menghadapi permasalahan yang dihadapinya dalam kehidupan pribadi, sekolah maupun masyarakat. Berdasarkan permasalahan yang terjadi pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam maka penulis akan mengangkat sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Metode Inkuiri pada siswa kelas V SD Inpres Ujung Pandang Baru Kota Makassar”. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Apakah dengan menerapkan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Inpres Ujung Pandang Baru Kota Makassar”? Pemecahan Masalah Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah masih kurangnya pemahaman siswa mengenai mata pelajaran IPA dan kurang tertarik terhadap mata pelajaran IPA. Hal ini disebabkan karena kurang mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. Melalui penggunaan metode inkuiri siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai IPA dan akan lebih tertarik terhadap IPA jika mereka dilibatkan secara aktif dalam menemukan konsep pembelajaran. Penemuan yang dilakukan oleh siswa merupakan tulang punggung metode inkuiri. Penemuan ini difokuskan untuk memahami Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan meningkatkan keterampilan proses berpikir ilmiah siswa. Berdasarkan alasan-alasan di atas, maka untuk mengatasi permasalahan pembelajaran yang dialami siswa di kelas V SD Inpres Ujung Pandang Baru Kota Makassar, dilakukan tindakan yang sesuai dengan langkah-langkah penelitian tindakan kelas, yaitu : Melakukan observasi langsung terhadap aktivitas guru dan siswa selama mengikuti proses pembelajaran IPA di kelas V SD Inpres Ujung Pandang Baru Kota Makassar. Menyusun dan melaksanakan perangkat pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran metode inkuiri dalam meningkatkan pemahaman siswa sesuai dengan langkah-langkah sebagai berikut: Orientasi Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsive seperti Guru dapat memberikan motivasi untuk belajar. Merumuskan masalah kepada siswa Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu permasalahan yang mengandung teka teki yang menantang siswa untuk berpikir. Merumuskan hipotesis dari suatu permasalahan yang dikaji Menentukan jawaban sementara yang diberikan siswa dari suatu permasalahan. Mengumpulkan data dengan melakukan percobaan Melakukan percobaan untuk menjawab permasalahan tersebut. Menguji hipotesis berdasarkan hasil yang diperoleh dari percobaan Tahap ini merupakan proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai informasi pada pengumpulan data. Merumuskan kesimpulan berdasarkan hasil pengujian hipotesis Siswa sendiri yang menyimpulkan materi dan menemukan sendiri konsep materi tersebut. Pada akhir setiap siklus tindakan dilakukan evaluasi untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa dalam memahami materi sifat-sifat cahaya. Tindakan pada setiap siklus dikatakan berhasil apabila keseluruhan siswa mencapai tingkat penguasaan 70% dengan nilai paling rendah 65. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik menerapkan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA khususnya materi Sifat-sifat cahaya di Kelas V SD Inpres Ujung Pandang Baru Kota Makassar melalui penelitian tindakan kelas (PTK). Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui metode inkuiri pada siswa kelas V SD Inpres Ujung Pandang Baru Kota Makassar. Manfaat Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat Kepada semua pihak yang terkait, secara khusus manfaat penelitian ini yaitu: Manfaat Teoretis Melalui hasil penelitian ini, diharapkan guru SD dan calon guru memiliki pengetahuan tentang teori Metode Inkuiri yang merupakan salah satu bentuk inovasi pembelajaran di SD. Hasil penelitian ini diharapkan guru SD dan calon guru memiliki teori pembelajaran yang dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam di SD. Manfaat Praktis Bagi Siswa Adanya kebebasan bagi siswa untuk menemukan hal-hal baru bagi dirinya di dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Dapat menghilangkan rasa jenuh pada saat pembelajaran berlangsung. Dapat mempermudah penguasaan konsep, memberikan pengalaman nyata, memberikan dasar-dasar berpikir konkret sehingga mengurangi verbalisme, meningkatkan minat belajar dan meningkatkan hasil belajar. Bagi guru Untuk meningkatkan profesionalisme guru Untuk meningkatkan tingkat kepercayaan diri bagi seorang guru. Memberikan pengalaman, menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan dalam merancang metode yang tepat dan menarik serta mempermudah proses pembelajaran melalui metode inkuiri. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN Kajian Pustaka Penerapan Metode Inkuiri Metode inkuiri dalam mengajar termasuk metode modern, yang sangat didambakan untuk dilaksanakan disetiap sekolah. Adanya anggapan bahwa sekolah menciptakan kultur bisu, tidak akan terjadi apabila metode ini digunakan. Menurut Sidharta (1998, 29) mengemukakan bahwa metode pembelajaran inkuiri dapat dilaksanakan apabila dipenuhi syarat-syarat berikut: Guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan kepada kelas (persoalan bersumber dari bahan pelajaran yang menantang siswa/problematik) dan sesuai dengan daya nalar siswa, 2) Guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan menciptakan situasi belajar yang menyenangkan, 3) Adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup, 4) Adanya kebebasan siswa untuk berpendapat, berkarya, berdiskusi, 5) Partisipasi setiap siswa dalam kegiatan belajar, 6) Guru tidak banyak campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan siswa. Metode mengajar yang biasa digunakan dalam metode ini antara lain metode diskusi dan pemberian tugas, diskusi untuk memecahkan permasalahan dilakukan oleh sekelompok kecil siswa antara tiga sampai lima orang dengan arahan dan bimbingan guru. Menurut Sumantri (1998/1999:164) menyatakan : Metode inkuiri adalah cara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Metode ini melibatkan peserta didik dalam proses- proses mental dalam rangka penemuannya, metode inquiri memungkinkan para peserta didik menemukan sendiri informasi- informasi yang di perlukan untuk tujuan belajarnya. Dari pendapat diatas menunjukkan kesimpulan bahwa Metode inkuiri merupakan prosedur pengajaran yang menekankan kegiatan siswa secara mandiri untuk menemukan konsep keilmuan terutama pada mata pelajaran IPA yang membutuhkan penguasaan berfikir secara ilmiah. Metode ini akan mengiring murid lebih aktif melakukan penelitian di dalam maupun di luar kelas dengan bimbingan guru. Metode inkuiri merupakan salah satu metode yang sangat dianjurkan untuk diterapkan dalam proses pembelajaran, sebab metode inkuiri sebagai sebagai metode pembelajaran memiliki beberapa keunggulan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sanjaya (2008, 32) bahwa metode inkuiri memiliki empat keunggulan, diantaranya: Metode inkuiri merupakan pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran akan lebih bermakna. Metode inkuiri memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. Metode inkuiri merupakan metode yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya perubahan. Keuntungan lain adalah metode pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar yang bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar. Metode inkuiri sebagai salah satu metode pembelajaran di samping memiliki banyak keunggulan juga memiliki kelemahan. Sanjaya (2008, 33) mengemukakan sebagai berikut: Jika Metode inkuiri digunakan sebagai metode pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa Metode ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar Dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan. Selama kriteria keberhasilan ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka metode inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru. Berdasarkan kedua pendapat tersebut maka guru hendaknya memperhatikan beberapa prosedur dan memiliki pengetahuan yang lebih mendalam mengenai metode inkuiri sehingga segala kekurangan yang terdapat dalam metode inkuiri ini dapat teratasi. Menurut Gulo (2002, 11) peranan utama guru dalam menciptakan kondisi pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut: Motivator, yang memberikan ransangan supaya siswa aktif dan gairah berfikir. Fasilitator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berfikir siswa. Penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat dan memberikan keyakinan pada diri sendiri. Administrator, yang bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan didalam kelas. Pengarah, yang memimpin arus kegiatan berfikir siswa pada tujuan yang diharapkan . Manager, yang mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas. Rewarder, yang memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai dalam rangka peningkatan semangat heuristic pada siswa. Menurut pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dalam menciptakan pembelajaran yang berdasarkan metode inkuiri diharapkan guru harus memiliki peranan sebagai motivator agar siswa lebih aktif dan termotivasi dalam proses belajar mengajar dan guru harus membimbing atau membantu siswa jika mendapat hambatan dalam berfikir, guru menyadarkan siswa dari kekeliruan yang diperbuat dan memberikan keyakinan terhadap diri sendiri, guru bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan didalam kelas, guru membimbing siswa dalam berfikir, guru mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas, serta memberi penguatan kepada siswa. Hakikat Pembelajaran IPA Alam ini penuh dengan keragaman, tetapi juga penuh dengan tantangan. Pembelajaran IPA menawarkan cara kita untuk memahami peristiwa-peristiwa didalamnya. Ilmu pengetahuan untuk siswa SD harus dimodifikasi agar anak-anak dapat mempelajari ide-ide dan konsep-konsep yang harus di sederhanakan agar sesuai dengan kemampuan anak untuk memahaminya. Menurut Bundu (2006: 4), mengemukakan pembelajaran Sains memiliki tiga komponen yaitu: Proses ilmiah misalnya mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, merancang, dan melaksanakan eksperimen; Produk ilmiah misalnya prinsip-prinsip, konsep-konsep, hukum, dan teori; Sikap ilmiah misalnya ingin tahu, hati-hati, objektif dan jujur. Usman Samatowa (2006, 36) mengemukakan empat rincian hakikat IPA di antaranya: a) IPA adalah bangunan atau deretan konsep dan skema konseptual yang saling berhubungan sebagai hasil eksperimentasi dan observasi, b) IPA adalah bangunan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode observasi, c) IPA adalah suatu sistem untuk memahami alam semesta melalui data yang dikumpulkan melalui observasi atau eksperimen yang dikontrol, dan d) IPA adalah aktivitas pemecahan masalah oleh manusia yang termotivasi keingintahuan akan alam di sekelilingnya dan keingintahuan untuk memahami, menguasai, dan mengelolahnya demi memenuhi kebutuhan. Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam yang terkait dengan proses ilmiah, produk ilmiah dan sikap ilmiah serta teori sebagai proses penemuan melalui eksperimen dan hasil observasi. Belajar IPA tidak sekedar belajar informasi tentang fakta-fakta dan prinsip dalam wujud pengetahuan deklaratif, tetapi belajar Ilmu Pengetahuan Alam adalah bagaimana memperoleh informasi IPA, cara Ilmu Pengetahuan Alam dan teknologi dan bekerja ilmiah dengan menerapkan metode dan sikap ilmiah. Di mana dalam memahami IPA harus didasari pada percobaan-percobaan karena dalam mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam tanpa melakukan percobaan bukan lagi mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam melainkan bercerita tentang Ilmu Pengetahuan Alam. Hasil Belajar IPA Hasil belajar siswa adalah salah satu kegiatan yang merupakan kewajiban bagi setiap guru atau pengajar untuk menilainya. Dikatakan kewajiban karena setiap pengajar pada akhirnya harus dapat memberikan informasi kepada lembaganya atau kepada siswa itu sendiri. Bagaimana dan sampai dimana penguasaan dan kemampuan yang telah dicapai siswa tentang materi dan keterampilan mengenai mata pelajaran yang telah diberikannya. Dimyati dan Mudjiono (2006: 48) mengemukakan “hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar dari sisi guru”. Selanjutnya Abdurrahman (1999: 37) mengemukakan: Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan proses dari seseorang,di mana hasil belajar tersebut dipengaruhi oleh inteligensi dari penguasaan awal anak tentang materi yang akan dipelajari. Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu tahapan penelitian akhir dari proses interaksi belajar mengajar yang disertai dengan berubahnya tingkah laku serta kemampuan cara berfikir seseorang yang yang dipengaruhi oleh intelegensi yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Perlu ditekankan bahwa penilaian pencapaian belajar siswa tidak hanya menyangkut aspek-aspek kognitifnya, tetapi juga mengenai aplikasi atau performance, aspek afektif yang menyangkut sikap serta internalisasi nilai-nilai yang perlu ditanamkan dan dibina melalui mata pelajaran yang telah diberikannya. Tentu saja melaksanakan hal ini secara konsekuen bukanlah suatu hal yang mudah. Masih banyak ketimpangan yang yang terjadi di dalam dunia pendidikan kita, baik di sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama(SMP) maupun dipendidikan sekolah menengah atas (SMA). Pada masa yang lalu, dan bahkan hingga kini, masih banyak terdapat kekeliruan pendapat tentang fungsi penilaian pencapaian belajar siswa. Banyak lembaga pendidikan ataupun pengajar secara sadar atau tidak sadar yang menganggap fungsi penilaian itu semata-mata sebagai mekanisme untuk menyeleksi siswa atau mahasiswa dalam kenaikan kelas atau kenaikan tingkat, dan sebagai alat seleksi kelulusan pada akhir tingkat program tertentu. Kerangka Pikir Penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA di SD sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, dimana pada metode ini pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru memegang peranan yang sangat penting, oleh karena itu ditekankan guru mengajukan pertanyaan yang diminta siswa untuk berfikir tingkat tinggi. Inkuiri merupakan pertanyaan atau penyelidikan yang mempersiapkan situasi bagi siswa untuk melakukan eksperimen sendiri, mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri jawaban atas pertanyaan yang mereka ajukan. Pada metode ini memiliki kelebihan karena mampu mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor siswa secara seimbang, sehingga pada pembelajaran melalui metode ini dianggap lebih bermakna dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis akan menggambarkan bagan pelaksanaan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode inkuiri pada pembelajaran IPA di kelas V SD Inpres Ujung Pandang Baru Kota Makassar yaitu sebagai berikut : Gambar2.1 Bagan Kerangka Pikir Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka pikir diatas maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah Jika metode Inkuiri diterapkan dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas V SD Inpres Ujung Pandang Baru Kota Makassar, maka hasil belajar siswa dapat meningkat. III. METODE PENELITIAN Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research). Jenis penelitian ini menggunakan Model Kemmis dan McTaggart terdiri dari empat komponen dalam satu siklus yaitu 1) perencanaan, 2) tindakan , 3) observasi dan 4) refleksi. Empat komponen tersebut dilaksanakan secara berurutan dalam dua siklus, dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 3.2 Tahap-Tahap Penelitian Menurut Kemmis dan MC.Taggart (Wardani,2007: 5) Setting dan Subjek Penelitian Penelitian dengan menggunakan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Inpres Ujung Pandang Baru Kota Makassar. Sedangkan subjek penelitian ini adalah siswa kelas V dengan jumlah siswa 27 orang yang terdiri dari 12 siswa laki- laki dan 15 siswa perempuan. Peneliti memilih kelas V karena dari enam kelas yang ada, melalui observasi awal didapatkan nilai hasil belajar IPA rendah dan aktivitas belajar masih tergolong rendah. Fokus Penelitian Untuk memberikan pemecahan masalah yang tepat terhadap permasalahan penelitian yang dikemukakan maka yang menjadi focus penelitian tindakan kelas ini adalah: Siswa yaitu mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Apakah kemampuan siswa tentang pelajaran IPA dapat meningkat dengan menggunakan metode inkuiri. Guru yaitu memperhatikan persiapan dan kesesuaian guru dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran. Sumber belajar yaitu memperhatikan sumber belajar yang digunakan apakah sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Teknik Pengumpulan Data Teknik atau cara pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan bentuk data yang diperoleh yaitu melalui Observasi dan Tes. Observasi. Observasi merupakan kegiatan mengamati aktivitas mengajar guru dalam proses pembelajaran IPA melalui metode inkuri, dan aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA di kelas V SD Inpres Ujung Pandang Baru Kota Makassar. Bentuk observasi adalah mengamati secara langsung aktivitas mengajar guru dalam proses pembelajaran dan aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pelajaran dengan menggunakan format observasi. Pelaksanaan observasi ini dapat dilakukan oleh peneliti dan satu orang teman sejawat untuk membantu proses pelaksanaan penelitian yang berpedoman pada lembar observasi. Tes Tes yaitu serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan yang dimiliki oleh individu atau kelompok berupa tes dalam bentuk pilihan ganda. Desain Penelitian Secara khusus adapun desain penelitian dengan pelaksanaan 2 (dua) siklus adalah sebagai beriku: Gambaran kegiatan pada siklus I Hal-hal yang dilakukan pada siklus I Tahap Perencanaan Sebelum memulai kegiatan penulis melakukan: Menelaah kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)mengaju pada kurikulum kelas V sekolah dasar, pada mata pelajaran IPA Membuat lembar observasi baik untuk guru maupun siswa. Observasi siswa untuk melihat bagai mana kondisi siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung, observasi untuk guru yaitu melihat proses pembelajaran inkuiri yang dilakukan oleh guru selama diadakannya tindakan. Merancang dan membuat soal sebagai alat evaluasi. Tahap Pelaksanaan Tindakan Langkah-langkah pelaksanaan tindakan adalah menyajikan materi dengan menerapkan metode pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran IPA yaitu: Mengidentifikasi kebutuhan siswa Seleksi pendahuluan terhadap konsep yang akan dipelajari Seleksi bahan atau masalah yang akan dipelajari Menentukan peran yang akan dilakukan masing-masing murid Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan diselidiki dan ditemukan Mempersiapkan setting kelas Mempersiapkan fasilitas yang diperlukan Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan penyelidikan atau penemuan Menganalisis sendiri atas data temuan Merangsang terjadinya dialog interaksi antar siswa Memberi penguatan kepada siswa untuk giat dalam melakukan penemuan Memfasilitasi siswa dalam merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil temuannya. Tahap Observasi dan Evaluasi Observasi dilakukan dengan cara: Mengidentifikasi keadaan siswa, melakukan penilaian terhadap keberhasilan siswa, dan mengamati/ mengobservasi pekerjaan siswa Mengadakan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dalam setiap siklus yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan lembar observasi. Tahap Refleksi Refleksi dilakukan dengan cara mengidentifikasi keadaan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung dengan memperhatikan hasil yang didapatkan dalam tahap observasi dianalisa. Hal-hal yang kurang akan diperbaiki dan yang baik akan tetap dipertahankan. Hal analisis siklus I inilah yang dijadikan acuan untuk merencanakan siklus II, sehingga dicapai tujuan yang diharapkan. Hal ini dilakukan apabila aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa masih kurang dalam proses pembelajaran, dan hasil belajar yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM). Gambaran kegiatan siklus II Adapun kegiatan yang dilakukan pada kegiatan siklus II adalah sesuai kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan pada siklus I, sebagai berikut: Tahap Perencanaan Pada tahap ini, dirumuskan perencanaan siklus II sesuai pelaksanaan siklus pertama dengan menambah atau mengurangi bagian-bagian yang dianggap perlu berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama. Selain menelaah kurikulum untuk materi siklus I penulis juga tetap mempelajari materi dari berbagai sumber baik dari buku paket maupun dari buku penunjang lainnya. Tahap Pelaksanaan Tindakan Langkah-langkah yang diajukan dalam pelaksanaan tindakan ini merupakan perubahan kegiatan pembelajaran pada siklus I, yang mana diharapkan dapat memperbaiki kekurangan yang terdapat pada siklus sebelumnya, dengan melakukan antara lain: Mengidentifikasi kebutuhan siswa Seleksi pendahuluan terhadap konsep yang akan dipelajari Seleksi bahan atau masalah yang akan dipelajari Menentukan peran yang akan dilakukan masing-masing siswa Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan diselidiki dan ditemukan Mempersiapkan setting kelas Mempersiapkan fasilitas yang diperlukan Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan penyelidikan atau penemuan Menganalisis sendiri atas data temuan Merangsang terjadinya dialog interaksi antar siswa Memberi penguatan kepada siswa untuk giat dalam melakukan penemuan Memfasilitasi siswa dalam merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil temuannya. Tahap Observasi Observasi dilakukan pada dasarnya sama dengan siklus pertama yaitu dengan cara Mengidentifikasi keadaan siswa, melakukan penilaian terhadap keberhasilan siswa, dan mengamati/ mengobservasi pekerjaan siswa serta mengadakan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dalam setiap siklus yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan lembar observasi. Sedangkan informasi hasil belajar diperoleh pada akhir siklus dengan memberikan tes dalam bentuk uraian. Tahap Refleksi Setelah siklus II selesai , data yang telah dikumpul dianalisis untuk mengetahui apakah pembelajaran inquiri yang diterapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan baik melalui metode inkuiri, sehingga pembelajaran tidak dilanjutkan pada siklus selanjutnya. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1992) yang terdiri dari tiga tahap kegiatan yaitu: 1) menyelidiki data, 2) menyajikan data, dan 3) menarik kesimpulan dan verifikasi. Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dan siswa dalam proses pembelajaran setiap siklusnya, data aspek aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran dianalisis berdasarkan kemampuan guru dan siswa melaksanakan indikator yang direncanakan dari setiap tahapan pembelajaran inkuiri. Penafsiran data proses pembelajaran aspek guru dan siswa digunakan acuan dengan rumus Frekuensi/(Jumlah responden) ×100 % Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan ini ada dua macam yaitu indikator tentang keterlaksanaan skenario pembelajaran dan indikator kemampuan pemahaman mengenai sifat-sifat cahaya. Adapun kriteria yang digunakan untuk mengungkapkan tingkat pemahaman siswa dalam memahami materi mengenai sifat-sifat cahaya adalah sesuai dengan kriteria standar yang diungkapkan Nurkancana (2002,39) sebagai berikut: Tabel 3.1 Kriteria standar keberhasilan siswa Tingkat penguasaan Kategori 90 – 100 80 – 89 65 – 79 55 – 64 0 – 54 Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah Berdasarkan kriteria standar tersebut, maka peneliti menentukan tingkat kriteria keberhasilan tindakan pada penelitian ini dilihat secara keseluruhan pada setiap siklus telah meningkat dan menunjukkan tingkat pencapaian keberhasilan siswa secara keseluruhan mencapai penguasaan 80% dengan nilai masing-masing setiap subjek penelitian memperoleh nilai paling rendah 65. Ketuntasan individu digunakan untuk menentukan ketuntasan secara klasikal, sedangkan ketuntasan klasikal digunakan untuk menentukan keberlangsungan penelitian tindakan kelas (siklus selanjutnya)   Jadwal penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan selama 2 bulan, yang secara rinci jenis kegiatannya seperti di uraikan dalam table berikut: No Jenis Kegiatan Waktu Efektif Pelaksanaan Tindakan Kelas Maret April Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Persiapan Pendekatan/Negosiasi Penyusunan Proposal Seminar Proposal Perizinan Pertemuan dengan pihak sekolah 2. Pelaksanaan PTK Pelaksanaan siklus I Pelaksanaan siklus II Pengumpulan Data Analisis Data Pembuatan Skripsi 3. Evaluasi Hasil PTK Ujian Meja Skripsi Revisi dan Penggandaan Skripsi Penyerahan Skripsi DAFTAR PUSTAKA . Abdurrahman, M. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Bundu Patta, 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah Dalam Pembelajaran Sains Di Sekolah Dasar.Jakarta : Depdiknas.Dikti.Direktorat ketenagaan Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Gulo, W. 2002.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia; Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. bumi Aksara; Iskandar M, Srini. 2001. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan; Khaeruddin dan Sudjiono, E. H. 2005. Pembelajaran Sains (IPA) Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makassar: Badan Penerbit Makassar Nurkancana. Dkk.2002. Prinsip-prinsip. Surabaya: UNESA university pres Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya; Saepy, Fredi A. 2008. Meningkatkan Kreativitas Siswa memahami Konsep Sifat Cahaya Melalui Pembelajaran Kontekstual di kelas V SD Negeri 1 Baruga Kota Kendari. Skripsi. Makassar: Fakultas Ilmu Pendidik Universitas Negeri Makassar Samatowa Usman. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group Sidharta, Priguna. 2003. Metode Inkuiri Dalam Pengajaran Ilmu Sains. Jakarta: Rajawali Pers; Sumantri, Mulyani dkk. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarata: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Undang-undang Pendidikan Nomor 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen Wardani, IGK. (2007). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Universitas terbuka.   Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN I Nama sekola : SD Inpres Ujung Pandang Baru kota makassar Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/ Semester : V / II Alokasi Waktu : 2 x 35 menit Standar Kompetensi : Menerapkan Sifat-sifat Cahaya Melalui Kegiatan Membuat suatu Karya/Model Kompetensi Dasar : 6.1 Mendskripsikan Sifat Benda Indikator : Percobaan sifat-sifat cahaya yang dapat merambat lurus Tujuan Pembelajaran : Setelah mempelajari materi ini siswa dapat : Menjelaskan Sifat-sifat Cahaya yang dapat merambat lurus Materi Pembelajaran Sifat Cahaya Cahaya Merambat Lurus Berkas cahaya merambat lurus. Dengan demikian, bila terhalang oleh tembok atau karton, berkas cahaya tidak dapat terlihat.Berkas cahaya yang merambat lurus dapat pula kamu lihat pada cahaya lampu atau mobil senter dimalam hari. Sewaktu menonton film digedung bioskop atau tanah lapang, kamu dapat juga melihat berkas cahaya yang merambat lurus. Berkas cahaya itu berasal dari proyektor film yang dipancarkan kearah layar. Metode Pembelajaran : Metode Inkuiri Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran Kegiatan Awal Menyiapkan siswa untuk belajar Mengecek kehadiran siswa Mempersiapkan materi dan media Mengadakan apresepsi Menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti Orientasi siswa Kepada Masalah Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran IPA. Mengelola kelas efektif agar memungkinkan siswa dapat menerapkan keterampilan-keterampilan proses yang akan dilakukan. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang akan dilakukan. Perumusan masalah: Mengelola pengetahuan awal yang dimiliki siswa yang erat kaitannya dengan materi sumber daya alam Memberikan beberapa pertanyaan atau permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa, seperti benarkah sumber daya alam terbagi atas sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbahrui. Hipotesis/jawaban sementara: Memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya mengenai pertanyaan tersebut Mencari informasi, data, fakta, yang diperlukan untuk menjawab permasalahan/hipotesis: Menjelaskan kepada siswa untuk melakukan kegiatan percobaan untuk mengumpulkan data dalam rangka menjawab permasalahan tersebut. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil secara heterogen Menjelaskan langkah-langkah dari percobaan tersebut kepada setiap kelompok Guru meminta kepada setiap kelompok untuk mengerjaka LKS yang telah dibagikan . Membimbing setiap kelompok dalam melakukan penemuan Memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk bertanya jika ada kesulitan dalam melakukan penemuan . Mengaplikasikan kesimpulan Memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk mengemukakan hasil penemuannya di depan kelas mengenai sunber daya alam Meminta kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil pengumpulan data yang diperoleh kelompok lain.] Kegiatan Akhir Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari Siswa mengumpulkan LKS Guru memberikan pesan moral. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam. Alat/ Bahan/ Sumber Alat/bahan Lembar Kegiatan/kerja Siswa Alat-alat percobaan Sumber Buku bahan ajar Sains SD Kelas V, Erlangga. Hal. 141-144 Buku bahan ajar senang belajar IPA untuk kelas V, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Hal. 97-101. Penilaian : Prosedur penilaian Tes proses (LKS) Tes akhir Bentuk penilaian Tertulis Proses Alat penilaian. LKS Makassar, Mei 2011 Guru Kelas Peneliti Hasni, A.Ma Muh. Yunus Nip, Nim, 074704233 Mengetahui Kepala sekolah Syamsul Qaidah NIP: 19630406 198604 2 001 Lampiran 2 Lembar Kegiatan/Kerja Siswa pertemuan I Nama : ………………. Nis : ………………. Kelas : ………………. Kelompok : ……………….. Tujuan percobaan : Untuk memubktikan cahaya dapat merambat lurus. Alat dan bahan Karton tebal tiga potongan kayu penjepit yang seragam gunting pelubang lilin Cara Kerja potonglah karton tebal menjadi 3, masing-masing berbentuk bujur sangkar yang berukuran sama. tegakkan masing-masing karton di tengah-tengah kayu penjepit. Usahakan karton pada kayu penjepit tersebut bisa berdiri tegak. buatlah lubang tepat ditengah tiap karton pada titik yang sama. Sekarang, deretlah bidang-bidang karton tersebut. Usahakan lubang pada tiap karton segaris. letakkan sebatang lilin. Nyalakan lilin tersebut, atur posisi lilin sehingga nyala apinya tepat berada di depan celah ketiga karton.   lampiran 3 FORMAT OBSERVASI AKTIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN IPA SIKLUS I Sekolah : SD Inpres Ujung Pandang Baru Kota Makassar Kelas/Semester : V/II (Genap) Siklus : ………………………….. Pertemuan : ………………………….. No Aspek yang dinilai Kualifikasi Skor SB (4) B (3) C (2) K (1) 1 Guru mengelolah kelas dengan baik. 2 Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari 3 Guru menyampaikan dan menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 4 Guru mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan diselidiki dan di temukan. 5 Guru membantu siswa merumuskan masalah dan hipotesis. 6 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapatnya. 7 Guru mengelompokkan siswa kedalam 5 tim secara heterogen. 8 Guru mempersiapkan dan memfasilitasi siswa. 9 Guru membimbing tiap kelompok dalam melakukan penyelidikan. 10 Guru memberikan kesempatan kepada setiap kolompok untuk melakukan penemuan dan penyelidikan. 11 Guru merangsang terjadinya dialog interaktif antara siswa dan guru(evaluasi). 12 Guru memberikan penguatan kepada siswa terhadap hasil temuannya. 13 Guru membimbing siswa dalam menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Makassar, Mei 2011 Guru Kelas Peneliti Hasni, A.Ma Muh. Yunus Nip, Nim, 074704233 Mengetahui Kepala sekolah Syamsul Qaidah NIP: 19630406 198604 2 001 Lampiran 4 Panduan Pemberian Skor Pada Pedoman Observasi Aktivitas Guru Pada Pembelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya Melalui Penerapan Metode Inkuiri Pemberian Skor Pada Pedoman Observasi Aktivitas Siswa Guru mengelolah kelas dengan baik. Jika guru tdak mengelolah kelas dengan baik Jika guru kurang mampu mengelolah kelas dengan baik Jika guru mampu mengelolah kelas Jika guru mampu mengelolah kelas dengan baik Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari. Jika guru tidak menjelaskan materi yang akan dipelajari Jika guru kurang mampu menjelaskan materi yang akan dipelajari Jika guru mampu menjelaskan materi yang akan dipelajari namun kurang sistematis Jika guru mampu menjelaskan materi yang akan dipelajari dengan baik. Guru menyampaikan dan menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Jika guru tidak menyampaikan dan menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai Jika guru kurang mampu menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai Jika guru menyampaikan dan menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai Jika guru menyampaikan dan menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan baik. Guru mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan diselidiki dan ditemukan Jika guru tidak mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan diselidiki dan ditemukan Jika guru kurang dalam mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan diselidiki dan ditemukan Jika guru mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan diselidiki dan ditemukan Jika guru mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan diselidiki dan ditemukan dengan baik. Guru membantu siswa merumuskan masalah dan hipotesis Jika guru tidak membantu siswa merumuskan masalah dan hipotesis Jika guru kurang membantu siswa merumuskan masalah dan hipotesis Jika guru membantu siswa merumuskan masalah dan hipotesis Jika guru membantu siswa merumuskan masalah dan hipotesis dengan baik. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapatnya Jika guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk betanya dan mengemukakan pendapatnya Jika guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk betanya dan mengemukakan pendapatnya) Jika guru hanya memberikan kesempatan kepada sebagian siswa untuk betanya dan mengemukakan pendapatnya Jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk betanya dan mengemukakan pendapatnya Guru mengelompokkan siswa kedalam 5 tim secara heterogen Jika guru tidak mengelompokkan siswa ke dalam 5 tim heterogen Jika guru mengelompokkan siswa ke dalam 5 tim tidak heterogen Jika guru mengelompokkan siswa ke dalam 5 tim kurang heterogen Jika guru mengelompokkan siswa ke dalam 5 tim heterogen Guru mempersiapkan dan memfasilitasi siswa. Jika guru tidak mempersiapkan dan memfasilitasi siswa Jika guru hanaya mempersiapkan dan tidak memfasilitasi siswa Jika guru hanaya mempersiapkan dan tidak memfasilitasi siswa Jika guru mempersiapkan dan memfasilitasi siswa Guru membimbing tiap kelompok dalam melakukan penyelidikan Jika guru tidak membimbing tiap kelompok dalam melakukan penyelidikan. Jika guru kurang membimbing tiap kelompok dalam melakukan penyelidikan. Jika guru hanya membimbing sebagian kelompok dalam melakukan penyelidikan. Jika guru membimbing tiap kelompok dalam melakukan penyelidikan. Guru memberikan kesempatan setiap kelompok untuk melakukan penemuan dan penyelidikan Jika guru tidak memberikan kesempatan setiap kelompok untuk melakukan penyelidikan Jika guru kurang memberikan kesempatan setiap kelompok untuk melakukan penyelidikan Jika guru hanaya memberikan kesempatan kepada sebagian kelompok untuk melakukan penyelidikan Jika guru kurang memberikan kesempatan setiap kelompok untuk melakukan penyelidikan Guru merangsang terjadinya dialog interaktif antara siswa dan guru (evaluasi) Jika guru tidak merangsang dialog interaktif antara siswa dan guru. Jika siswa kurang menrangsang dialog interaktif antara murid dan guru Jika siswa hanya merangsang dialog interaktif antara siswa Jika guru merangsang terjadinya dialog interaktif antara murid dan guru Guru memberikan penguatan kepada siswa terhadap hasil temuannya Jika guru tidak memberikan penguatan kepada siswa terhadap hasil temuannya Jika penguatan yang diberikan guru kapada siswa terhadap hasil temuannya kurang Jika penguatan yang diberikan guru kapada siswa terhadap hasil temuannya kurang Jika penguatan yang diberikan guru kapada siswa terhadap hasil temuannya kurang dengan baik Guru membimbing siswa dalam menyimpulkan materi yang telah dipelajari Jika guru tidak membimbing siswa dalam menyimpulkan materi yang telah dipelajari Jika guru kurang membimbing siswa dalam menyimpulkan materi yang telah dipelajari Jika guru hanya membimbing sebagian siswa dalam menyimpulkan materi yang telah dipelajari Jika guru membimbing siswa dalam menyimpulkan materi yang telah dipelajari   Lampiran 5 FORMAT OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA SIKLUS I Sekolah : SD Inpres Ujung Pandang Baru Kota Makassar Kelas/Semester : V/II (Genap) Siklus : ………………………….. Pertemuan : ………………………….. No Aspek yang dinilai Kualifikasi Skor SB (4) B (3) C (2) K (1) 1 Siswa menyimak penjelasan guru. 2 Siswa duduk dalam kelompok masing-masing yang telah ditentukan. 3 Siswa aktif dalam perumusan masalah dan hipotesis 4 Siswa berani untuk bertanya. 5 Semua anggota kelompok memahami masalah yang akan diselidiki dan ditemukan. 6 Siswa bersama teman kelompoknya menggunakan fasilitas yang telah dipersiapkan. 7 Setiap kelompok mengerjakan dan menyelesaikan LKS. 8 Semua anggota kelompok aktif dalam melakukan penemuan. 9 Siswa bersama teman kelompoknya menganalisis sendiri data temuannya. 10 Setiap kelompok mempresentasikan hasil temuannya. 11 Setiap kelompok berani mengemukakan pendapatnya masing-masing Total skor yang diperoleh Persentase Nilai : Frekuensi/(Jumlah responden) ×100 % Keterangan : 4 = Sangat Baik (SB) 3 = Baik (B) 2 = Cukup (C) 1 = Kurang(K) Lampiran 6 Panduan Pemberian Skor Pada Pedoman Observasi Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya Melalui Penerapan Metode Inkuiri Pemberian Skor Pada Pedoman Observasi Aktivitas Siswa Siswa menyimak penjelasan guru Jika siswa tidak menyimak penjelasan dari guru. Jika hanya sebagian kecil siswa yang menyimak penjelasan dari guru Jika seperdua siswa yang menyimak penjelasan dari guru Jika semua siswa mampu menyimak penjelasan dari guru Siswa duduk dalam kelompok masing-masing yang telah ditentukan. Jika siswa tidak duduk dalam kelompok masing-masing yang telah ditentukan Jika sebagian kecil siswa yang duduk dalam kelompok masing-masing yang telah ditentukan. Jika siswa duduk dalam kelmpok masing-masing yang telah ditentuan dengan baik tapi kurang benar Jika siswa duduk dalam kelompok masing-masing yang telah ditentukan dengan baik dan benar Siswa aktif dalam perumusan masalah dan hipotesis Jika siswa tidak aktif dalam perumusan masalah dan hipotesis Jika siswa kurang aktif dalam perumusan masalah dan hipotesis Jika seperdua siswa yang aktif dalam perumusan masalah dan hipotesis Jika siswa aktif dalam prumusan masalah dan hipotesis. Siswa melakukan tanya jawab jika tidak ada siswa bertanya jawab jika hanya siswa tertentu yang aktif bertanya jawab jika seperdua siswa atau sebagian besar murid aktif bertanya jawab jika semua siswa aktif melakukan tanya jawab Semua anggota kelompok memahami masalah yang akan diselidiki dan ditemukan Jika tidak ada anggota kelompok yang memahami masalah yang akan diselidiki dan ditemukan. Jika hanya anggota kelompok tertentu yang memahami masalah yang akan diselidi dan ditemukan. Jika hanya sebagian anggota kelompok memahami masalah yang akan diselidi dan ditemukan. Jika semua anggota kelompok memahami semua masalah yang akan diselidiki dan ditemukan Jika semua siswa mengetahui rumusan dari hipotesis Siswa bersama teman kelompoknya menggunakan fasilitas yang telah dipersiapkan. Jika siswa bersama teman kelompoknya tidak menggunakan fasilitas yang telah dipersiapkan Jika siswa bersama teman kelompoknya kurang menggunakan fasilitas yang telah dipersiapkan. Jika hanya seperdua kelompok yang menggunakan fasilitas yang telah dipersiapkan. Jika siswa bersama teman kelompoknya menggunakan fasilitas yang telah dipersiapkan. Siswa mengerjakan dan menyelesaikan LKS. Jika siswa tidak mengerjakan dan menyelesaikan LKS. Jika siswa hanya mengerjakan dan tidak menyelesaikan LKS. Jika seperdua siswa yang mengerjakan dan menyelesaikan LKS Jika siswa mengerjakan dan menyelesaikan LKS. Semua anggota kelompok aktif dalam melakukan penemuan Jika tidak ada anggota kelompok yang aktif dalam melakukan penemuan. Jika hanya sebagian anggota kelompok yang aktif dalam melakukan penemuan. Jika seperdua kelompok yang aktif dalam melakukan penemuan. Jika semua anggota kelompok aktif dalam melakukan penemuan.. Setiap kelompok menganalisis sendiri data temuannya. Jika setiap kelompok tidak menganalisis sendiri data hasil temuannya. Jika hanya sebagian kelompok yang menganalisis sendiri data hasil temuannya. Jika seperdua kelompok yang menganalisis sendiri data hasil temuannya. Jika setiap kelompok menganalisis sendiri data hasil temuannya. Setiap kelompok mempresentasikan hasil penemuannya Jika tidak ada kelompok yang mempresentasikan hasil temuannya Jika hanya sebagian kelompok yang mempresentasikan hasil temuannya. Jika seperdua kelompok yang mempresentasikan hasil temuannya Jika semua kelompok mempresentasikan hasil temuannya. 11. Setiap kelompok berani mengemukakan pendapatnya masing-masing Jika setiap kelompok tidak berani mengemukkan pendpatnya masing- masing Jika setiap kelompok kurang berani mengemukakan pendapatnya masing- masing Jika hanya sebagian kelompok yang berani mengemukakan pendapatnya masing- masing Jika setiap kelompok berani mengemukakan pendapatnya masig-masing Lampiran 7 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I Nama sekola : SD Inpres Ujung Pandang Baru kota makassar Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/ Semester : V / II Alokasi Waktu : 2 x 35 menit I. Standar Kompetensi : Menerapkan Sifat-sifat Cahaya Melalui Kegiatan Membuat suatu Karya/Model II. Kompetensi Dasar : Mendskripsikan Sifat Benda III. Indikator : Percobaan sifat-sifat cahaya yang dapat menembus benda bening IV. Tujuan Pembelajaran : Setelah mempelajari materi ini siswa dapat : Menjelaskan sifat-sifat cahaya dapat menembus benda bening. V. Materi Pembelajaran Sifat-sifat Cahaya Cahaya Menembus Benda Bening Benda-benda yang dapat ditembus oleh cahaya disebut benda bening. Benda-benda yang tidak dapat ditembus oleh cahaya disebut benda gelap. Metode pembelajaran : Metode Inkuiri Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran Kegiatan Awal Menyiapkan siswa untuk belajar Mengecek kehadiran siswa Mempersiapkan materi dan media Mengadakan apresepsi Menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti Orientasi siswa Kepada Masalah Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran IPA. Mengelola kelas efektif agar memungkinkan siswa dapat menerapkan keterampilan-keterampilan proses yang akan dilakukan. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang akan dilakukan. Perumusan masalah: Mengelola pengetahuan awal yang dimiliki siswa yang erat kaitannya dengan materi sumber daya alam Memberikan beberapa pertanyaan atau permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa, seperti benarkah sumber daya alam terbagi atas sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbahrui. Hipotesis/jawaban sementara: Memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya mengenai pertanyaan tersebut Mencari informasi, data, fakta, yang diperlukan untuk menjawab permasalahan/hipotesis: Menjelaskan kepada siswa untuk melakukan kegiatan percobaan untuk mengumpulkan data dalam rangka menjawab permasalahan tersebut. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil secara heterogen Menjelaskan langkah-langkah dari percobaan tersebut kepada setiap kelompok Guru meminta kepada setiap kelompok untuk mengerjaka LKS yang telah dibagikan . Membimbing setiap kelompok dalam melakukan penemuan Memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk bertanya jika ada kesulitan dalam melakukan penemuan . Mengaplikasikan kesimpulan Memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk mengemukakan hasil penemuannya di depan kelas mengenai sunber daya alam Meminta kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil pengumpulan data yang diperoleh kelompok lain. Kegiatan Akhir Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari Siswa mengumpulkan LKS Guru memberikan pesan moral. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam. Alat/ Bahan/ Sumber Alat/bahan Lembar Kegiatan/kerja Siswa Alat-alat percobaan Sumber Buku bahan ajar Sains SD Kelas V, Erlangga. Hal. 141-144 Buku bahan ajar senang belajar IPA untuk kelas V, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Hal. 97-101. Penilaian : Prosedur penilaian Tes proses (LKS) Tes akhir Bentuk penilaian Tertulis Proses Alat penilaian. LKS Makassar, Mei 2011 Guru Kelas Peneliti Hasni, A.Ma Muh. Yunus Nip, Nim, 074704233 Mengetahui Kepala sekolah Syamsul Qaidah NIP: 19630406 198604 2 001   Lampiran 8 Lembar Kegiatan/Kerja siswa Kelompok : 1. 4. 2. 5. 3. 6. Kelas: Tujuan pecobaan : Mebuktikan cahaya dapat menembus benda bening Alat dan bahan lampu senter gelas bening gelas berwarna kaleng batu karton potongan triplek plastik bening Cara kerja Letakkan masing-masing benda diatas meja . Sorotlah cahaya dari lampu sentermu mengenai masing-masing benda. Amatilah berkas cahaya senter dibalik tiap benda saat disinari. Catatlah hasil kegiatanmu pada tabel berikut dengan memberi tanda ( ) jika benda dapat ditembus cahaya dan tanda (-) jika benda tidak dapat ditembus cahaya. Tabel benda yang tembus cahaya dan tidak tembus cahaya No. Nama Benda Tembus cahaya Tidak tembus cahaya 1. 2. 3. 4. 5. Lampiran 9 Lampiran :Tes Siklus I Nama : ............. Kelas : ............. Nis : ............. A. Pilihlah jawaban yang paling tepat di bawah ini! Cahaya matahari yang masuk kedalam ruangan atau celah-celah rumah yang gelap akan tampak seperti…… Cahaya bergerak lurus c. Terhalang oleh benda Garis-garis putih yang lurus d. Cahaya dipantulkan kembali Dibawah ini adalah sifat-sifat cahaya kecuali…… Cahaya merambat lurus Cahaya dapat dipantulkan Cahaya dapat menembus benda bening Cahaya dapat menyatu dengan benda Sumber cahaya yang paling utama yaitu…… Cahaya lampu c. Cahaya matahari Cahaya senter d. Cahaya bulan Dibawah ini contoh sumber cahaya adalah…… Air dan angin c. Matahri dan bintang Api dan langit d. Kincir angin dan senter Berkas cahaya yang dapat menghalangi cahaya yang merambat lurus adalah…… Plastik bening c. Tembok Kaca d. Gelas bening Benda-benda yang dapat ditembus oleh cahaya disebut…… Benda gelap c. Benda bening Benda tajam d. Benda lunak Benda yang tidak dapat ditembus oleh cahaya disebut…… Benda bening c. Botol bening Plastik bening d. Benda gelap Diantara objek berikut yang bisa ditembus cahaya adalah…… Besi c. Kayu Pisau d. Plastik bening I. Cahaya yang bisa dipantulkan II. Cahaya Bergerak Lurus III. Cahaya bias dibiaskan IV. Cahaya hanya terdiri dari satu warna Dari pernyataan diatas, yang benar dalam menjelaskan sifat-sifat cahaya adalah…… I dan II c. I, II dan III I dan III d. I, II dan IV Cahaya dapat menembus air yang jernih karena air yang jernih termasuk benda…… Benda tajam c. Benda lunak Benda bening d. Benda mati Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar. Bagaimanakah arah rambat cahaya yang masuk melalui celah-celah jendela rumahmu? Jika cahaya matahari masuk kedalam ruangan atau celah-celah rumah yang gelap maka akan tampak seperti apa? Apakah manfaat sifat cahaya merambat lurus bagi manusia? Apakah yang dimaksud dengan : benda bening benda gelap Tuliskan masing-masing 2 jenis benda bening dan benda gelap? Mengapa gelas bening jika disorot lampu senter bayangannya tidak terbentuk? Lampiran 10 Lampiran : Kunci Jawaban Kunci jawaban pilihan ganda b. Garis-garis putih yang lurus d. Cahaya menyatu dengan benda c. Cahaya matahari c. Matahari dan bintang c. Tembok c. Benda bening d. Benda gelap d. Plastik bening c. I, II dan III b. Benda bening B.Kunci jawaban Essay Arah rambat cahaya yang masuk melalui celah-celah jendela rumah adalah merambat lurus Cahaya matahari yang masuk kedalam rumah akan tampak seperti garis-garis putih yang lurus Manfaat cahaya merambat lurus bagi manusia adalah pada lampu senter dan lampu kendaraan Yang dimaksud dengan : a. Benda bening adalah benda yang dapat ditembus oleh cahaya b. Benda gelap adalah benda yang tidak dapat ditembus oleh cahaya. a. Jenis benda benin: gelas yang terbuat dari kaca air jernih Jenis benda gelap Kertas Karton Tripleks Karena gelas dapat ditembus oleh cahaya Tehnik pemberian skor Untuk soal bentuk pilihan ganda 1= untuk setiap jawaban yang disilang betul 0= untuk setiap jawaban yang disilang salah Untuk soal bentuk isian 2= jika jawaban jelas dan betul 1= jika jawaban tidak jelas dan tidak betul 0= jika tidak ada jawaban Perhitungan niai hasil belajar : □((jumlah jawaban yang benar )/(jumlah soal )) x 100 PERSETUJUAN PEMBIMBING Judul : “Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Metode Inkuiri pada siswa kelas V SD Inpres Ujung Pandang Baru Kota Makassar”. Atas Nama : Nama : MUH. YUNUS NIM : 074 704 233 Kelas : B. 8.2 Prodi : PGSD Fakultas : Ilmu Pendidikan Telah diseminarkan pada Hari/tanggal : Selasa, 10 mei 2011 Waktu : 14.00 Wita – selesai Tempat : TD 206 Setelah proposal ini dikoreksi dan diperbaiki sesuai dengan saran dosen pembimbing dan dosen penanggap pada seminar proposal, maka proposal ini telah memenuhi syarat untuk tahap penelitian selanjutnya. Makassar, Mei 2011 Disetujui oleh Pembimbing I Pembimbing II Dra. NURHAEDAH, M.Si Dr. HASARUDDIN HAFID, M.Ed NIP: 19570922 198511 2 001 NIP: 19500712 197412 1 003 Mengetahui; Ketua UPP PGSD Tidung Prof. Dr. H. AMIR. M. Pd NIP. 19601231 198602 1 006 PROPOSAL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD INPRES UJUNG PANDANG BARU KOTA MAKASSAR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bumi

AKU DAN MASAKU

Ahmad Munawir Saleh

Menu

Gallery Slider(Do Not Edit Here!)

Search

Copyright Text

 

Sample text

Sample Text

Sample Text