I.
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Berdasarkan fakta yang ada dilapangan bahwa pada
proses pembelajara di SDN No. 113 Balle, Kabupaten Sinjai khusunya Kelas IV
terungkap bahawa masih ada niali rata-rata para siswa yang tidak memenuhi nilai
KKM dalam mata pelajaran. Misalnya, nilai rata-rata mata pelajaran matematika
kelas IV hanya mendapatkan skor 60, sementara standar KKM adalah 65. Jadi jika
dilihat secara matematis rata-rata penguassan siswa hanya 60% dari materi yang
diberikan.
Melihat dari permasalahan di atas, maka perlu upaya guru
untuk meningkatkan hasil belajar siswa, meningkatkan partisipasi siswa dalam
proses pembelajaran serta meningkatkan aktivitas belajar siswa sekolah dasar
sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan pencapaian
tujuan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar
para siswa.
Berdasarkan
hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas IV SDN No. 113 Balle, Kabupaten
Sinjai pada hari sabtu 3 Maret diperoleh informasi tentang hasil belajar matematika umumnya masih rendah. Hal ini disebabkan karena sebagian besar
siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Guru masih bersifat
informatif, dalam artian guru yang aktif dalam proses pembelajaran, sementara
siswa hanya mendengarkan..
1
|
Melihat
dari kenyataan diatas, maka dapat dikatakan bahwa tujuan dari pendidkan belum
tercapai secara maksimal. Adapun tujuan dari pendidkan nasional sebagiman yang
dicantumkan dalam UU. No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pada Bab II pasal 3 Pendidikan Nasional bahwa:
Pendidkan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka menderdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman kepada tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta
betanggung jawab.
Jadi
sesuai dengan tujuan pendidikan diatas bahwa pendidikan seharusnya menjadi
wadah bagi anak didik untuk mengembangkan segala potensi yang dimilikinya.
Sehinnga dapat membentuk karakter yang pada akhirnya dapat mencerdaskan bangsa.
Untuk mencapai
tujuan tersebut guru sebagai pendidik
perlu mengetahui lebih banyak tentang cara perancangan dan pengembangan program
kegiatan intruksional baik, mulai dari pendekatan pembelajaran, model
pembelajaran yang diterapkan, ataupun penggunaan media belajar, sarana dan
prasarana yang dimiliki sekolah.
Berangkat
dari bebrapa fakta diatas, penulis mencoba mencari solusi untuk menangani
masalah itu. Setelah mempertimbangkan, maka menurut penulis salah satu jalan
keluarnya adalah menerapakan model pembelajaaran baru. Salah satu model yang
dapat diterpkan yaitu, model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT). Dengan model ini diharapakan para sisswa dapat
memaksimalkan pengetahuan dan pemahamannya dalam pembelajarana khususnya mata
pelajaran Matematika.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan dari
latar belakang diatas maka penulis merumuskan rumusan masalah yaitu, “Apakah
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa kelas IV SDN No. 113 Balle Kabupaten Sinjai?”
C.
TUJUAN
PENELITIAN
Tujuan
penelitian ini adalah
untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui model pembelajaran
kooperatif tipe Number Head Together
(NHT) pada siswa kelas IV SDN No.
113 Balle, Kabupaten Sinjai.
D.
MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian tindakan
kelas ini diharapkan
dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang terkait,
secara khusus manfaat penelitian ini
yaitu:
1.
Manfaat Teoretis
a.
Melalui hasil penelitian ini, diharapkan
guru SD dan calon guru memiliki
pengetahuan tentang teori model
pembelajaran kooperatif khususnya Tipe Number
Head Together (NHT) yang merupakan salah satu bentuk inovasi pembelajaran
di SD.
b.
Hasil penelitian ini diharapkan guru SD
dan calon guru memiliki teori serta model atupun metode pembelajaran yang dapat
dijadikan acuan untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar Matematika di
SD.
2.
Manfaat Praktis
a.
Bagi Siswa
1)
Adanya kebebasan bagi siswa
untuk menemukan hal-hal baru bagi dirinya di dalam pembelajaran Matematika.
2)
Dapat menghilangkan rasa jenuh
pada saat pembelajaran berlangsung.
3)
Dapat mempermudah penguasaan
konsep, memberikan pengalaman nyata, memberikan dasar-dasar berpikir konkret
sehingga mengurangi verbalisme, meningkatkan minat belajar dan meningkatkan
hasil belajar.
b.
Bagi guru
1)
Untuk meningkatkan profesionalisme
guru.
2)
Untuk meningkatkan tingkat
kepercayaan diri bagi seorang guru.
3)
Memberikan pengalaman, menambah
wawasan, pengetahuan dan keterampilan dalam merancang metode yang tepat dan
menarik serta mempermudah proses pembelajaran melalui metode inkuiri.
II.
KAJIAN
PUTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A.
KAJIAN
PUSTAKA
1.
Model
Pembelajaran Kooperatif tipe Number Head Together (NHT).
a. Pengertian
Model pembelajaran Kooperatif tipe Number
Head Together (NHT).
Model Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) atau
penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif
terhadap struktur kelas internasional.
Model Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pertama
kali dikembangkan oleh Kagen (Trianto,2007:62) yaitu “untuk melibatkan lebih
banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan
mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Numbered
Heads Togethe adalah suatu model
pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari,
mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya
dipresentasikan di depan kelas (Rahayu, 2006).
5
|
Struktur yang dikembangkan oleh Kagen ini
menghendaki siswa belajar saling membantu dalam kelompok kecil dan lebih
dicirikan oleh penghargaan kooperatif dari pada penghargaan individual. Ada
struktur yang memiliki tujuan umum untuk meningkatkan penguasaan isi akademik
dan ada pula struktur yang tujuannnya untuk mengajarkan keterampilan sosial
(Ibrahim at all, 2000:25).
Model pembelajan kooperatif tipe NHT adalah
bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada
struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
siswa. Struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja saling bergantung
pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif.
Berdasarkan beberapa pengertian
dari model pembelajaran kooperatif tipe Number
Head Together (NHT), maka menurut
saya pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah suatu model pembelajaran yang
menitik beratkan pada keaktifan siswea untuk memehami materi pembelajarn yag
didapatkannya serta dapat mempresentasikannya di depan kelas.
b. Langkah-langkah
model pembelajaran kooperatif tipe Number
Head Together (NHT).
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif model Numbered Heads Together (NHT) atau disebut kepala bernomor menurut Kagen (Riyanto
2009:273) yaitu:
1)
Siswa
dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
2)
Guru
memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3)
Kelompok
mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap kelompok dapat
mengerjakannya atau mengetahui jawabannya.
4)
Guru
memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil
kerja sama mereka.
5)
Tanggapan
dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
6) Kesimpulan.
Langkah-langkah tersebut kemudian
dikembangkan oleh Ibrahim (2000: 29) menjadi enam langkah sebagai berikut :
1) Langkah 1. Persiapan
Dalam tahap ini guru
mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP),
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT.
2) Langkah 2. Pembentukan kelompok
Dalam pembentukan
kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru
membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang
siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok
yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari
latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain
itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai
dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.
3) Langkah 3. Tiap kelompok harus
memiliki buku paket atau buku panduan
Dalam pembentukan
kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar
memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.
4) Langkah 4. Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok,
guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari.
Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan
meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada
dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat
bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
5) Langkah 5. Memanggil nomor anggota
atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini, guru
menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama
mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
6) Langkah 6. Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban
akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.
Pendapat ahli di atas, maka dapat saya
simpulkan bahwa sintaks dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah sebagai
berikut:
1)
Penomoran.
Penomoran
adalah hal yang utama di dalam NHT, dalam tahap ini guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan tiga sampai lima orang dan
memberi siswa nomor sehingga setiap siswa dalam tim mempunyai nomor
berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok.
2)
Pengajuan Pertanyaan.
Langkah
berikutnya adalah pengajuan pertanyaan, guru mengajukan pertanyaan kepada
siswa. Pertanyaan yang diberikan dapat diambil dari materi pelajaran tertentu
yang memang sedang di pelajari, dalam membuat pertanyaan usahakan dapat
bervariasi dari yang spesifik hingga bersifat umum dan dengan tingkat kesulitan
yang bervariasi pula.
3)
Berpikir Bersama.
Setelah mendapatkan
pertanyaan-pertanyaan dari guru, siswa berpikir bersama untuk menemukan jawaban
dan menjelaskan jawaban kepada anggota dalam timnya sehingga semua anggota
mengetahui jawaban dari masing-masing pertanyaan.
4)
Pemberian Jawaban.
Langkah terakhir yaitu
guru menyebut salah satu nomor dan setiap siswa dari tiap kelompok yang
bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas,
kemudian guru secara random memilih kelompok yang harus menjawab pertanyan
tersebut, selanjutnya siswa yang nomornya disebut guru dari kelompok tersebut
mengangkat tangan dan berdiri untuk menjawab pertanyaan. Kelompok lain yang
bernomor sama menanggapi jawaban tersebut.
c. Kelebihan
dan Kekurangan Numbered Heads Together
(NHT)
Menurut Lundgren (Nardi:2009) Numbered
Heads Together (NHT) memiliki
kelebihan dan kekurangan.
1)
Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).
a) Rasa
harga diri menjadi lebih tinggi
b) Memperbaiki
kehadiran
c) Penerimaan
terhadap individu menjadi lebih besar
d) Perilaku
mengganggu lebih kecil
e) Konflik
antara pribadi berkurangan
f) Pemahaman
yang lebih mendalam
g) Meningkatkan
kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
h) Hasil
belajar lebih tinggi
i)
Nilai–nilai kerja sama antar murid lebih tinggi
j)
Kreatifitas murid termotivasi dan wawasan murid
berkembang, karena mereka harus mencari informasi dari berbagai sumber.
Selain itu secra lebih umum lagi bahwa
Kelebihan dari model Cooperative Learning tipe Numbered
Heads together:
a)
Setiap siswa menjadi siap semua.
b)
Dapat melakukan diskusi dengan
sungguh-sungguh.
c)
Siswa yang pandai dapat mengajari siswa
yang kurang pandai.
d)
Tidak ada siswa yang mendominasi dalam
kelompok
2)
Kekurangan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
Setiap model dan metode yang
kita pilih, tentu memiliki kekurangan dan kelebihan sendiri-sendiri. Salah satu
kekurangan pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together (NHT) adalah kelas cenderung jadi ramai jika guru tidak
dapat mengkondisikan dengan baik, keramaian itu dapat menjadi tidak
terkendalikan. Sehingga mengganggu proses belajar mengajar, tidak hanya di
kelas sendiri tetapi bisa juga mengganggu ke kelas lain. Terutama untuk
kelas-kelas dengan jumlah murid yang lebih dari 35 orang.
d. Upaya
pengembangan pembelajaran kooperatif
model Numbered Heads Together.
Menurut
Wartono, (Idawati 2009:13) dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa
pendekatan yang berbeda dan langkah-langkahnya sedikit bervariasi tergantung
pada pendekatan yang digunakan. Pendekatan
yang termasuk dalam kategori model pembelajaran kooperatif model Numbered Heads Together (NHT) adalah
sebagai berikut:
Menurut
Alma, (2010:94) Numbered Heads Together
dalam hal ini kelompok terdiri dari atas 4 siswa, yang masing-masing diberi nomor 1, 2, 3,4, jika siswanya hanya
berjumlah 4 orang dan mereka diberi pertanyaan lalu dipikirkan bersama.
Kemudian guru memanggil nomor siswa, yang harus menyampaikan jawabannya.
Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh
kelas, guru menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks NHT:
1)
Fase 1 :
Penomoran
Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam
kelompok 3-5 orang dan kepada setiap kelompok diberi nomor 1 sampai 5.
2)
Fase 2 : Mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan
kepada siswa. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya.
3)
Fase 3 : Berpikir bersama
Siswa mengajukan pendapatnya
terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya
mengetahui jawaban tim.
4)
Fase 4 : Menjawab
Guru memanggil salah satu nomor
tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan
mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
2.
Hasil
Belajar
a. Pengertian
Hasil Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:
250-251), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu
sisi murid dan dari sisi guru. Dari sisi murid, hasil belajar merupakan tingkat
perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.
Howard
Kingsley (Sudjana, 2005: 15) membagi 3 macam hasil belajar:
1)
Keterampilan dan kebiasaan
2)
Pengetahuan dan pengertian
3)
Sikap dan cita-cita
Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil
perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada
diri murid karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan murid tersebut.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan
bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan
yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu
lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut
serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang
lebih baik lagi sehingga akan mengubah cara berpikir serta menghasilkan
perilaku kerja yang lebih baik.
b. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi
yang ingin kami jelaskan di sini adalah faktor yang mempengaruhi belajar dari
sisi sekolah yakni:
1) Metode mengajar. Metode mengajar adalah suatu
cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Mengajar itu sendiri
menurut Ign. S. Ulih B.Karo (Susilo, 2006: 82) adalah menyajikan bahan
pelajaran kepada orang lain itu diterima, dikuasai dan dikembangkan. Dari
uraian di atas jelaslah bahwa metode mengajar itu mempengaruhi belajar. Metode
mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar murid yang tidak baik pula.
2) Kurikulum. Kurikulum diartikan sebagai sejumlah
kegiatan yang diberikankepada murid. Kegiatan ini sebagian besar adalah
menyajikan bahan pelajaran agar murid menerima, menguasai dan mengembangkan
bahan pelajaran itu. Jelaslah bahan pelajaran itu mempengaruhi tidak baik
terhadap belajar.
3) Relasi guru dengan murid. Proses belajar
mengajar terjadi antara guru dengan. murid Proses tersebut juga dipengaruhi
oleh relasi yang ada dalam proses itu sendiri. Jadi cara belajar murid juga dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya.
Di dalam relasi (guru dengan murid) yang baik, murid akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata
pelajaran yang diberikannya sehingga murid berusaha
mempelajari sebaik-baiknya, hal demikian dapat terjadi sebaliknya.
4) Relasi murid dengan murid. Murid yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku
yang kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang
mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari kelompok. Akibatnya makin
parah dan dapat minggu belajarnya. Oleh
karena itu perlu segera ditangani berupa bimbingan agar dia dapat diterima kembali oleh teman-temannya.
5) Disiplin sekolah. Kedisiplinan sekolah erat
hubungannya dengan kerajinan murid dalam
sekolah juga dalam belajar.hal ini mencakup segala aspek baik kedisiplinan guru
dalam mengajar karena kedisiplinan pendidik juga dapat memberi contoh bagi murid atau peserta didik.
c. Fungsi Hasil Belajar
Dalam proses pembelajaran di kelas guru harus
memperhatikan tingkah laku dan minat belajar siswa. Karena dengan adanya minat
belajar siswa dalam dirinya maka siswa tersebut dapat dengan mudah menyerap
materi pelajaran yang dipelajarinya. Sebaliknya, tanpa adanya minat dan
perhatian dalam diri seseorang siswa terhadap apa yang dipelajarinya. Mereka
tidak dapat menguasai materi palajaran yang dipelajarinya itu dengan baik.
Oleh karena itu, minat belajar siswa sangat
perlu diperhatikan dan ditingkatkan oleh guru sebagai pendidik di sekolah
karena minat belajar siswa sangat berpengaruh terhadap fungsi hasil belajar.
Minat dan fungsi hasil belajar adalah indikator dari pencapaian guru akan
penilaian akhir pada siswa. Jadi adapun fungsi hasil belajar siswa yaitu suatu
pedalaman dan pemahaman pada materi pelajaran.
B.
KERANGKA
PIKIR
Untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa terhadap mata pelajaran matematika, guru harus mampu menciptakan suasana
belajar yang optimal dengan menerapkan berbagai model pembelajaran.
Dalam pembelajaran matematika, salah satu hal yang harus
diperhatikan oleh guru dalam mengajarkan suatu pokok bahasan adalah pemilihan
model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan, karena melihat
kondisi siswa yang mempunyai karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang
lainnya dalam menerima materi pelajaran yang disajikan guru di kelas, ada siswa
yang mempunyai daya serap cepat dan ada pula siswa yang mempunyai daya tanggap
yang lama.
Menyikapi kenyataan ini, penulis menilai perlu digunakan
model pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT, yaitu membagi siswa dalam
beberapa kelompok yang terdiri dari 5 orang siswa dan setiap kelompok mempunyai
tingkat kemampuan yang beragam, ada yang pandai, sedang, dan ada pula yang tingkat
kemampuannya kurang. Kemudian setiap anggota kelompok diberikan tanggung jawab
untuk memecahkan masalah atau soal dalam kelompoknya dan diberikan kebebasan
mengeluarkan pendapat tanpa merasa takut salah.
Oleh karena itu tidak tampak lagi mana siswa yang unggul
karena semuanya berbaur dalam satu kelompok dan sama-sama bertanggung jawab terhadap
kelompoknya tersebut. Dengan demikian, untuk meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa kelas IV SD Negeri
No. 113 Balle guru perlu menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT dalam mengajarkan pokok bahasan tersebut karena daya serap
siswa.
Diharapkan
dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT setiap siswa akan mempunyai
tingkat kemampuan yang relatif sama sehingga
pada akhirnya prestasi belajar siswa akan lebih baik.
.
Rendahnya Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika .
|
Meningkatkan
Hasil Belajar Matematika Siswa
|
Pembelajaran
Dengan Model Kooperatif Tipe Numbered
Heads Together (NHT)
Langkah-langkahnya:
1)
Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa
dalam setiap kelompok mendapat nomor.
2)
Guru memberikan tugas dan masing-masing
kelompok mengerjakannya.
3)
Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar
dan memastikan tiap kelompok dapat mengerjakannya atau mengetahui
jawabannya.
4)
Guru memanggil salah satu nomor siswa
dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.
5)
Tanggapan dari teman yang lain, kemudian
guru menunjuk nomor yang lain.
6)
Kesimpulan.
|
1.1 Bagan Kerangka Pikir
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir Penelitian
C.
HIPOTESIS
Adapun hipotesis tindakan penelitian ini adalah
“hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri No. 113 Balle dapat
ditingkatakan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head
Together (NHT)”.
III. METODE
PENELITIAN
A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN
1.
Pendekatan
Penelitian ini merupakan bentuk
penelitian kuantitatif, artinya data yang penulis dapatkan melalui metode
penelitian yang tepat, kemudian diolah dengan menggunakan metode
statistik.
2. Jenis Penelitian
Penelitian yang berjudul “Pengaruh
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV
SDN 113 Balle,, jenis penelitiannya adalah eksperimen komparatif
yaitu mengkaji pengaruh penggunaan model
pembelajaran Number Head Together (NHT) dalam
pembelajaran Matematika.
Tujuan penelitian eksperimen adalah
mengatur situasi dimana pengaruh beberapa variabel terhadap satu atau variabel
terikat dapat diidentifikasi.
B.
VARIABEL DAN DISAIN PENELITIAN
1.
Variabel
Variabel dalam penelitian ini
terdiri dari dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
a.
Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau variabel penyebab, dalam penelitian ini variabel bebasnya
adalah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT).
17
|
b.
Variabel
terikat adalah variabel yang tergantung pada variabel bebas, dalam
penelitianini variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa kelas IV SDN 113
Balle, dengan perlakuan Model Number Head
Together (NHT).
2.
Disain
Penelitian eksperimen dimulai dengan membuat
hipotesis kkausal yang terdiri dari variabel independen (bebas), dan variabel
dependen (terikat). Variabel independen pada penelitian ini adalah model
pembelajarn NHT, dan variabel dependennya adalah hasil belajar. Langkah
berikutnya adalah menguikur variabel dependen dengan pengujian awal (pre-test), di ikuti dengan memberikan
stimulus/treatment kedalam kelompok
yang ditelti, dan di akhiri dengan mengukur kembali variabel dependen setelah
diberikan stimulus (post-test).
Menentukan Hipotesis
Klausal
|
Lakukan Pengukuran
Variabel Devenden (Pre-Test)
|
Berikan Variabel
Independen/Stimulus
|
Lakukan
Pengukuran Variabel Dependen (Post-Test)
|
Gambar 3.1. Tahapan dalam Penelitian Eksperimen
C.
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
Kedua variabel penelitian akan dioperasionalkan agar diperoleh batasan- batasan
yang digunakan untuk menghindari perbedaan interpretasi terhadap veriabel yang
diteliti dan sekaligus menyamakan persepsi tentang variabel yang dikaji.
Definisi operasional kedua variabel yaitu:
1. Model Pembelajaran kooperatif tipe Number Head
Together (NHT) adalah suatu model pembelajaran yang menitik
beratkan pada keaktifan siswea untuk memehami materi pembelajarn yag
didapatkannya serta dapat mempresentasikannya di depan kelas. Langkah-langkah
pembelajaran kooperatif model Numbered
Heads Together (NHT) atau disebut
kepala bernomor yaitu:
1) Siswa
dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
2) Guru
memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3) Kelompok
mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap kelompok dapat
mengerjakannya atau mengetahui jawabannya.
4) Guru
memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil
kerja sama mereka.
5) Tanggapan
dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
6) Kesimpulan.
2.
Hasil belajar adalah
suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan
berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak
akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk
pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga
akan mengubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
D. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi
Hal
ini berarti bahwa populasi merupakan keseluruhan subjek atau objek yang menjadi
sasaran penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV SDN 113 Balle, yang terdiri dari 24 or1ng siswa.
Siswa ini terdiri dari 4 orang siswa, dan 8 oarang siswi.
2. Sampel
Pertimbangan bahwa penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen, sehingga dalam memudahkan melakukan perlakuan berupa penggunaan
model pembelajaran Number Head
Together, maka diperlukan adanya sampel yang akan mewakili populasi. Karena populasinya merupakan populasi heterogen yang
terdiri dari ukuran kepandaiana dan jenis kelaminnya, maka penarikan sampel
mempergunakan perbandingan anak populasi terhadap keseluruhan populasi sebagai
perbandingan besarnya sampel. Tetepi, meigingat bahwa populasinya sedikt maka
yang menjadi sampel adalah selur populasi. Artinya, bahwa seluruh anggota
populasi menjadi anggota sampel.
E. TEKNIK
PENGUMPULAN DATA
1. Teknik tes
Teknik
tes pada umumnya digunakan umtuk mrnilai kemampuan murid/siswa yang mencakup
pengetahuan dan keterampilan hasil belajar, bakat dan intelegensi seseorang.
Adapun tes pada penelitian ini ada dua yaitu pre-test dan post-test. Masing-masing
terdiri dari 10 buah soal dengan bobot 0-10.
2.
Teknik Non Tes
a. Observasi
Teknik observasi dilakukan dengan cara mengamati
secara langsung proses pembelajaran Matematika yang berlangsung dengan
menggunakan model pembelajaran Number Head Together (NHT), maupun pada saat tidak menggunakan model
NHT.
b. Wawancara
Wawancara
adalah salah satu pengumpul data/ informasi dengan tanya jawab antara
pewawancara/peneliti dengan narasumbr yang berkaitan. Nara sumber yang
digunakan dalam penelitian ini adalah wali kelas pada kelas IV SDN 113 Balle
kab. Sinjai.
c. Angket
Angket
adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan tertulis
yang harus diisi atau dijawab secara tertulis pula oleh respondent atau sumber
data. Sumber data atau responden dalam penelitian ini adalah siswa di kelas IV
SDN 113 Balle Kab. Sinjai.
F.
TEKNIK
ANALISIS DATA DAN INDIKATOR KEBERHASILAN
1. Teknik
Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan
untuk menganalisis data hasil tes yaitu analisis statistik deskriptif. Analisis
statistik deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa
dalam pembelajaran Matematika antara yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran Number Head Together (NHT) mengenai rata-rata tingkat prestasi belajar
siswa dilakukan dengan perhitungan rata-rata dengan rumus:
M =
(Alimin,
2011:14)
Dimana:
M = Rata-rata
Σ = Jumlah
X = Nilai/ harga X
n = jumlah individu/frekuensi
2. Indikator
Keberhasilan
Yang menjadi indikator keberhasilan
dalam penelitian tindakan kelas ini adalah apabila terjadi peningkatan hasil
belajar dan aktivitas siswa terhadap bahan ajar setelah diterapkan pembelajarn Matematika
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (NHT). menurut ketentuan Depdiknas,
apabila terdapat 85% siswa yang memperoleh skor minimal 65 maka kelas dianggap
tuntas secara klasikal.
IV.
JADWAL PENELITIAN
Adapun jadawal
penilitian yang saya lakukan adalah:
No
|
Kegiatan Penelitian
|
Waktu Efektif
Pelaksanaan Tindakan Kelas
|
|||||||||||||||
Bulan
Januari
|
Bulan
Februari
|
Bulan
Maret
|
Bulan
April
|
||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
A.
|
Persiapan
|
|
|||||||||||||||
1.
Pendekatan/Negosiasi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
Penyusunan
Proposal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
Seminar
Proposal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
Perizinan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5.
Pertemuan
dengan Pihak Sekolah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
B.
|
Pelaksanaan PTK
|
|
|||||||||||||||
1.
Pelaksanaan
Siklus I
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
Pelaksanaan
Siklus II
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
Pengumpulan
Data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
Analisis
Data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5.
Pembuatan
Skripsi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
C.
|
Evaluasi Hasil PTK
|
|
|||||||||||||||
1.
Ujian
Meja Skripsi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
Revisi
dan Penggandaan Skripsi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
Penyerahan
Skripsi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
23
|
V.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati,
Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: Rineka Cipta.
Erfandi.
2011. Peningkatan Hasil Belajar IPA
melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Murid Kelas IV SD Inpres
No. 26 Barang Kabupaten Barru. Skripsi. Makassar: Program Sarjana
Universitas Negeri Makassar
Kamus Besar
Bahasa Indonesia. 2001. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional/Balai Pustaka.
Mappasoro. 2006.
Evaluasi Pembelajaran. Makassar:
Badan Penerbit UNM.
Nikmawati,
M. Surga. 2011. Peningkatan Hasil Belajar
IPS Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads
Together pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sungguminasa V Kabupaten Gowa. Makassar:
Program Sarjana Universitas Negeri Makassar.
Nurmelinda,
Rira. 2011. Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
dan Aktivitas Siswa pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas V SD Inpres Ujung Pandang
Baru Kota Makassar. Skripsi. Makassar: Program Sarjana Universitas Negeri
Makassar.
Prasetyo,
Bambang. 2005. Metode Penelitian
Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Riyanto, Yatim.
2009. Paradigma Baru Pembelajaran.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran (Mengembangkan
Propesionalisme Guru). Jakarta: Rajawali Pers.
Suryabrata,
Sumadi. 1983. Metodoogi Penelitian.
Jakarta: PT. Raja Garafindo Persada.
Umar,
Alimin. 2010. Metode Penelitian
Pendidikan. Makassar: Badan Penerbit UNM.
-----------------.
2011. Satistika (Penentun Praktis Belajar
Statistika Berbasis Kompetensi). Makassar: Badab Penerbit UNM.
Undang-undang SISDIKNAS. 2009. Sistem Pendidikan Nasional & Peraturan Pemerintah. Bandung: Rhusty
Publisher.
24
|
VI.
LAMPIRAN
A.
ANGKET
Nama Siswa :
Pertanyaan!
1. Apakah
Anda bersemangat saat belajar matematika?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah
pelajaran matematika ini menarik?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah
anda senang belajar matematika?
a.
Ya b.
Tidak
4. Apakah
anda pernah bertanya saat belajar matematika?
a.
Ya b.
Tidak
5. Apakah
anda mengerti pelajaran matematika ini?
a.
Ya b.
Tidak
25
|
B.
FORMAT
OBSERVASI
Nama
murid :
No.
|
Aspek- aspek Yang diobsevasi
|
Alternatif
|
|||
Selalu
|
Sering
|
Kadang-kadang
|
Tidak pernah
|
||
1
|
Berpartisipasi aktif
|
|
|
|
|
2
|
Banyak bertanya
|
|
|
|
|
3
|
Terbuka terhadap pendapat teman
|
|
|
|
|
4
|
Selalu mengajukan pendapat
|
|
|
|
|
5
|
Ada inisiatip
|
|
|
|
|
Ø Pertanyyan wawancara
1.
Bagimana jalannya pembelajaran
matematika di sekolah ini khisusnya kelas IV?
2.
Apakah dalam mengikuti pembelajaran
siswa aktif dalam proses belajar-mengajar?
3.
Bagaimana keadaan siswa ketika sedang
mengikuti pelajaran matematika ini?
4.
Apakah hasil dari penilaian pembelajaran
ini memmuaskan atau tidak? Mengapa!
5.
Menurut bapak/Ibu apa yang menyebabkan
sehinnga hsil dari pembelajaran ini kurang?
C.
TES
1.
Pre-test
Soal!
Tulislah lambang bilangan negative bilangan berikut
1.
Negatif Lima puluh dua
2.
Negatif Seratus tiga puluh tujuh
3.
Negatif tiga ratus enam puluh lima
4.
– 3 Lawannya adalah …
5.
45 Lawannya
adalah…
Kunci Jawaban!
Tulislah lambang bilangan negative bilangan berikut
1.
Negatif Lima puluh dua adalah - 52
2.
Negatif Seratus tiga puluh tujuh adalah - 137
3.
Negatif tiga ratus enam puluh lima adalah - 365
4.
– 3 Lawannya adalah 3
5.
45 Lawannya
adalah - 45
2.
Post-test
Tulislah lambang bilangan negative bilangan berikut
1.
Negatif delapan ratus Sembilan puluh enam
2.
Negative seribu empat ratus delapan puluh
3.
– 124 Lawannya adalah …
4.
298 Lawannya adalah …
5.
– 165 Lawannya adalah …
Kunci Jawaban!
Tulislah
lambang bilangan negative bilangan berikut
1.
Negatif delapan ratus Sembilan puluh enam adalah - 896
2.
Negative seribu empat ratus delapan puluh adalah – 1.480
3.
– 124 Lawannya adalah 124
4.
298 Lawannya adalah - 298
5.
– 165 Lawannya adalah 165
D.
LKS
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SDN 113 BALLE
Mata
Pelajaran : MATEMATIKA
Kelas : IV ( Empat )
Semester : II (Dua)
I.
Standar
Kompetensi :
5.
Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat
II.
Kompetensi
Dasar
5.1.
Mengurutkan bilangan bulat
III.
Indikator :
v KONGNITIF
Proses
5.1.2 Membaca lambang bilangan negative
dan lawan suatu bilangan
Produk
5.1.2 Menulis lambang bilangan negative
dan lawan suatu bilangan.
v AFEKTIF
Karakter :
1.1.2
Mempertanyakan
cara menulis lambang bilangan negative dan lawan suatu bilangan ( Rasa ingin
tahu,kemandirian,kreatifitas )
Sosial :
1.1.2
Memberi penjelasan kepada teman cara
membaca lambang bilangan negatif (toleransi, bersahabat)
v FSIKOMOTORIK
5.1.2 Mengidentifikasi lambang bilangan negative dan
lawan suatu bilangan
IV.
Tujuan
Pembelajaran ( Format ABC:Audience, Behavior, Condition, Degree )
Melalui
proses pembelajaran siswa dapat :
v KONGNITIF
Proses
5.1.2 Membaca lambang bilangan negative dan
lawan suatu bilangan
Produk
5.1.2 Menulis lambang bilangan negative
dan lawan suatu bilangan.
v AFEKTIF
Karakter
1.1.2
Mempertanyakan
cara menulis lambang bilangan negative dan lawan suatu bilangan ( Rasa ingin
tahu,kemandirian,kreatifitas )
Sosial :
1.1.2
Memberi
penjelasan kepada teman cara membaca lambang bilangan negatif (toleransi,
bersahabat)
v FSIKOMOTORIK
5.1.2 Mengidentifikasi lambang
bilangan negative dan lawan suatu bilangan
V.
Materi
Pembelajaran
·
Bilangan
Bulat
VI.
Model
/ Metode Pembelajaran
·
Model
Pembelajaran
:
-
Model
Pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT)
·
Metode Pembelajaran :
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Penugasan
VII.
Sumber
dan Media
Sumber : Buku Gemar Belajar Matematika IV BSE
hal 108
penulis Aep
Saepudin dkk,tahun 2008
Media :
·
Laptop
·
Cara
menulis lambang Bilangan negative pada karton manila
VIII.
Kegiatan
Pembelajaran
No.
|
Tahapan
Kegiatan
|
Pengorganisasian
|
|
Waktu
|
Siswa
|
||
1.
|
Kegiatan
awal
|
10
menit
|
|
|
-
Mengecek kesiapan siswa
-
Mengisi daftar hadir, berdoa
-
Apersepsi
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
|
|
klasikal
|
2.
|
Kegiatan Inti
|
45
menit
|
|
|
1.
Siswa dibagi
dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2.
Guru
memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
3.
Kelompok
mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat
mengerjakannya/mengetahui jawabannya
4.
Guru memanggil
salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama
mereka
5.
Tanggapan dari
teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
|
|
Klasikal
Klasikal
Kelompok
klasikal
Klasikal
Klasikal
|
3.
|
Kegiatan Penutup
|
15
menit
|
|
|
Ø Memberikan soal Pekerjaan Rumah
Ø Pesan-pesan moral
Ø Menutup pelajaran
|
|
Klasikal
|
IX.
Penilaian
1.
Tehnik Penilaian dan Bentuk Instrumen
1.Tes
tertulis : Essay
2.Tes
lisan : Tanya jawab
3.
Perbuatan : Unjuk kerja
Sinjai, Januari 2013
Mengetahui,
Mahasiswa
Guru Kelas Ahmad Munawir Saleh
BAHAN
AJAR
Membaca dan Menulis Lambang Bilangan Negatif
LKS KELOMPOK
Melalui proses
pembelajaran siswa dapat :
PROSES : 5.1.2
Membaca lambang bilangan negative dan lawan suatu bilangan
PRODUK : 5.1.2
Menulis lambang bilangan negative dan lawan suatu bilangan
Diskusikan dengan teman sekelompokmu
untuk melengkapi tabel dibawah ini!
A.
Membaca
lambang bilangan negatif
NO
|
Lambang bilangan
|
Dibaca
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
-6
-13
-21
-32
-57
|
…
…
…
…
…
|
B. Menulis lambang bilangan negatif
NO
|
Nama bilangan
|
Ditulis
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Negatif
Sembilan
Negatif tujuh
belas
Negatif dua
puluh tiga
Negatif tiga
puluh enam
Negatif delapan
puluh tujuh
|
…
…
…
…
…
|
KUNCI JAWABAN
A. Membaca Lambang bilangan negatif
NO
|
Lambang bilangan
|
Dibaca
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
-6
-13
-21
-32
-57
|
Negatif enam
Negatif tiga
belas
Negatif dua
puluh satu
Negatif tiga
puluh dua
Negatif lima
puluh tujuh
|
B.
Menulis lambang
bilangan negative
NO
|
Nama bilangan
|
Ditulis
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Negatif
Sembilan
Negatif tujuh
belas
Negatif dua
puluh tiga
Negatif tiga
puluh enam
Negatif
delapan puluh tujuh
|
- 9
- 17
- 23
-
36
-
87
|
ALAT EVALUASI
Melalui
proses pembelajaran siswa dapat :
PROSES : 5.1.2 Membaca lambang
bilangan negative dan lawan suatu bilangan
PRODUK : 5.1.2 Menulis lambang bilangan negative
dan lawan suatu bilangan
LATIHAN
A. Tulislah lambang bilangan negative bilangan berikut
1.
Negatif Lima puluh dua
2.
Negatif Seratus tiga puluh tujuh
3.
Negatif tiga ratus enam puluh lima
4.
Negatif delapan ratus Sembilan puluh enam
5.
Negative seribu empat ratus delapan puluh
B. Tentukan lawan dari bilangan di bawah ini !
1.
– 3 Lawannya adalah …
2.
45 Lawannya
adalah…
3.
– 124 Lawannya adalah …
4.
298 Lawannya adalah …
5.
– 165 Lawannya adalah …
KUNCI JAWABAN ALAT
EVALUASI
A.Tulislah
lambang bilangan negative bilangan berikuT
1.
Negatif Lima puluh dua adalah - 52
2.
Negatif Seratus tiga puluh tujuh adalah - 137
3.
Negatif tiga ratus enam puluh lima adalah - 365
4.
Negatif delapan ratus Sembilan puluh enam adalah - 896
5.
Negative seribu empat ratus delapan puluh adalah – 1.480
B.Tentukan lawan dari bilangan di bawah ini
1.
– 3 Lawannya adalah 3
2.
45 Lawannya
adalah - 45
3.
– 124 Lawannya adalah 124
4.
298 Lawannya adalah - 298
5.
– 165 Lawannya adalah 165
DAFTAR PUSTAKA
Aep Saepudin dkk,2008 Gemar belajar Matematika untuk
Sekolah Dasar dan MI kelas IV,Jakarta Pusat Departemen Pendidikan Nasional
2008.