Social Icons

Jumat, 28 September 2012

Number Head Together


I.                   PENDAHULUAN
A.                LATAR BELAKANG
Berdasarkan fakta yang ada dilapangan bahwa pada proses pembelajara di SDN No. 113 Balle, Kabupaten Sinjai khusunya Kelas IV terungkap bahawa masih ada niali rata-rata para siswa yang tidak memenuhi nilai KKM dalam mata pelajaran. Misalnya, nilai rata-rata mata pelajaran matematika kelas IV hanya mendapatkan skor 60, sementara standar KKM adalah 65. Jadi jika dilihat secara matematis rata-rata penguassan siswa hanya 60% dari materi yang diberikan.
Melihat dari permasalahan di atas, maka perlu upaya guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa, meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran serta meningkatkan aktivitas belajar siswa sekolah dasar sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan pencapaian tujuan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar para siswa.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas IV SDN No. 113 Balle, Kabupaten Sinjai pada hari sabtu 3 Maret diperoleh informasi tentang hasil belajar  matematika umumnya masih rendah.  Hal ini disebabkan karena sebagian besar siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Guru masih bersifat informatif, dalam artian guru yang aktif dalam proses pembelajaran, sementara siswa hanya mendengarkan..
1
Dalam mengajarkan materi Matematika guru kurang melibatkan siswa. Sehingga pada akhirnya materi yang didapatkan hanya sebatas hafalan saja, tanpa memahami materi yang diajarkan. Dengan kata lain guru hanya menggunakan model pembelajaran langsung yang sifatnya monoton atau tidakmenggunakan metode pembelajaran yang sifatnya bervariasi, sehingga murid hanya diam, pasif, tidak lebih dari mendengarkan dan menyalin.
Melihat dari kenyataan diatas, maka dapat dikatakan bahwa tujuan dari pendidkan belum tercapai secara maksimal. Adapun tujuan dari pendidkan nasional sebagiman yang dicantumkan dalam UU. No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada Bab II pasal 3 Pendidikan Nasional bahwa:
Pendidkan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka menderdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta  betanggung jawab.
Jadi sesuai dengan tujuan pendidikan diatas bahwa pendidikan seharusnya menjadi wadah bagi anak didik untuk mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Sehinnga dapat membentuk karakter yang pada akhirnya dapat mencerdaskan bangsa.
Untuk mencapai tujuan tersebut  guru sebagai pendidik perlu mengetahui lebih banyak tentang cara perancangan dan pengembangan program kegiatan intruksional baik, mulai dari pendekatan pembelajaran, model pembelajaran yang diterapkan, ataupun penggunaan media belajar, sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah.
Berangkat dari bebrapa fakta diatas, penulis mencoba mencari solusi untuk menangani masalah itu. Setelah mempertimbangkan, maka menurut penulis salah satu jalan keluarnya adalah menerapakan model pembelajaaran baru. Salah satu model yang dapat diterpkan yaitu, model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT).  Dengan model ini diharapakan para sisswa dapat memaksimalkan pengetahuan dan pemahamannya dalam pembelajarana khususnya mata pelajaran Matematika.
B.                  RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan rumusan masalah yaitu, “Apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN No. 113 Balle Kabupaten Sinjai?”
C.                TUJUAN PENELITIAN
Tujuan  penelitian   ini  adalah  untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT)  pada siswa kelas IV SDN No. 113 Balle, Kabupaten Sinjai.
D.                MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian  tindakan kelas  ini  diharapkan  dapat  memberikan manfaat kepada semua  pihak  yang  terkait,  secara khusus manfaat penelitian ini yaitu:
1.                   Manfaat Teoretis
a.    Melalui hasil penelitian ini, diharapkan guru SD  dan calon guru memiliki pengetahuan tentang  teori model pembelajaran kooperatif khususnya Tipe Number Head Together (NHT) yang merupakan salah satu bentuk inovasi pembelajaran di SD.
b.    Hasil penelitian ini diharapkan guru SD dan calon guru memiliki teori serta model atupun metode pembelajaran yang dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar Matematika di SD.
2.                   Manfaat Praktis
a.    Bagi Siswa
1)   Adanya kebebasan bagi siswa untuk menemukan hal-hal baru bagi dirinya di dalam pembelajaran Matematika.
2)   Dapat menghilangkan rasa jenuh pada saat pembelajaran berlangsung.
3)   Dapat mempermudah penguasaan konsep, memberikan pengalaman nyata, memberikan dasar-dasar berpikir konkret sehingga mengurangi verbalisme, meningkatkan minat belajar dan meningkatkan hasil belajar.
b.    Bagi guru
1)        Untuk meningkatkan profesionalisme guru.
2)        Untuk meningkatkan tingkat kepercayaan diri bagi seorang guru.
3)        Memberikan pengalaman, menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan dalam merancang metode yang tepat dan menarik serta mempermudah proses pembelajaran melalui metode inkuiri.




II.      KAJIAN PUTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A.      KAJIAN PUSTAKA
1.              Model Pembelajaran Kooperatif  tipe Number Head Together (NHT).
a.    Pengertian Model pembelajaran Kooperatif tipe Number Head Together (NHT).
Model Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas internasional.
Model Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Kagen (Trianto,2007:62) yaitu “untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Numbered Heads Togethe  adalah suatu model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas (Rahayu, 2006).
5
Model pembelajaran NHT juga merupakan suatu cara penyajian pelajaran dengan melakukan percobaan, mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu permasalahan yang dipelajari. Dengan model NHT siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek dan keadaan suatu proses pembelajaran mata pelajaran tertentu.
Struktur yang dikembangkan oleh Kagen ini menghendaki siswa belajar saling membantu dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif dari pada penghargaan individual. Ada struktur yang memiliki tujuan umum untuk meningkatkan penguasaan isi akademik dan ada pula struktur yang tujuannnya untuk mengajarkan keterampilan sosial (Ibrahim at all, 2000:25).
Model pembelajan kooperatif tipe NHT adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif.
Berdasarkan beberapa pengertian dari model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together  (NHT), maka menurut saya pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah suatu model pembelajaran yang menitik beratkan pada keaktifan siswea untuk memehami materi pembelajarn yag didapatkannya serta dapat mempresentasikannya di depan kelas.
b.    Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together  (NHT).
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif model Numbered Heads Together (NHT)  atau disebut kepala bernomor menurut Kagen (Riyanto 2009:273) yaitu:
1)   Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
2)   Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3)   Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap kelompok dapat mengerjakannya atau mengetahui jawabannya.
4)   Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.
5)   Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
6)   Kesimpulan.
Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim (2000: 29) menjadi enam langkah sebagai berikut :
1)   Langkah 1. Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
2)   Langkah 2. Pembentukan kelompok
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.
3)   Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.
4)   Langkah 4. Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
5)   Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
6)   Langkah 6. Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.
Pendapat ahli di atas, maka dapat saya simpulkan bahwa sintaks dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah sebagai berikut:
1)         Penomoran.
Penomoran adalah hal yang utama di dalam NHT, dalam tahap ini guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan tiga sampai lima orang dan memberi siswa nomor sehingga setiap siswa dalam tim mempunyai nomor berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok.
2)         Pengajuan Pertanyaan.
Langkah berikutnya adalah pengajuan pertanyaan, guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan yang diberikan dapat diambil dari materi pelajaran tertentu yang memang sedang di pelajari, dalam membuat pertanyaan usahakan dapat bervariasi dari yang spesifik hingga bersifat umum dan dengan tingkat kesulitan yang bervariasi pula.
3)         Berpikir Bersama.
Setelah mendapatkan pertanyaan-pertanyaan dari guru, siswa berpikir bersama untuk menemukan jawaban dan menjelaskan jawaban kepada anggota dalam timnya sehingga semua anggota mengetahui jawaban dari masing-masing pertanyaan.
4)         Pemberian Jawaban.
Langkah terakhir yaitu guru menyebut salah satu nomor dan setiap siswa dari tiap kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas, kemudian guru secara random memilih kelompok yang harus menjawab pertanyan tersebut, selanjutnya siswa yang nomornya disebut guru dari kelompok tersebut mengangkat tangan dan berdiri untuk menjawab pertanyaan. Kelompok lain yang bernomor sama menanggapi jawaban tersebut.
c.     Kelebihan dan Kekurangan Numbered Heads Together (NHT)
Menurut Lundgren (Nardi:2009) Numbered Heads Together (NHT) memiliki kelebihan dan kekurangan.
1)                  Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).
a)      Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
b)      Memperbaiki kehadiran
c)      Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
d)     Perilaku mengganggu lebih kecil
e)      Konflik antara pribadi berkurangan
f)       Pemahaman yang lebih mendalam
g)      Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
h)      Hasil belajar lebih tinggi
i)        Nilai–nilai kerja sama antar murid lebih tinggi
j)        Kreatifitas murid termotivasi dan wawasan murid berkembang, karena mereka harus mencari informasi dari berbagai sumber.
Selain itu secra lebih umum lagi bahwa Kelebihan dari model Cooperative Learning tipe Numbered Heads together:
a)    Setiap siswa menjadi siap semua.
b)    Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
c)    Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
d)   Tidak ada siswa yang mendominasi dalam kelompok
2)                  Kekurangan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
 Setiap model dan metode yang kita pilih, tentu memiliki kekurangan dan kelebihan sendiri-sendiri. Salah satu kekurangan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) adalah kelas cenderung jadi ramai jika guru tidak dapat mengkondisikan dengan baik, keramaian itu dapat menjadi tidak terkendalikan. Sehingga mengganggu proses belajar mengajar, tidak hanya di kelas sendiri tetapi bisa juga mengganggu ke kelas lain. Terutama untuk kelas-kelas dengan jumlah murid yang lebih dari 35 orang.
d.   Upaya pengembangan pembelajaran kooperatif  model Numbered Heads Together.
Menurut Wartono, (Idawati 2009:13) dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa pendekatan yang berbeda dan langkah-langkahnya sedikit bervariasi tergantung pada pendekatan yang digunakan. Pendekatan  yang termasuk dalam kategori model pembelajaran kooperatif model Numbered Heads Together (NHT) adalah sebagai berikut:
Menurut Alma, (2010:94) Numbered Heads Together dalam hal ini kelompok terdiri dari atas 4 siswa, yang masing-masing  diberi nomor 1, 2, 3,4, jika siswanya hanya berjumlah 4 orang dan mereka diberi pertanyaan lalu dipikirkan bersama. Kemudian guru memanggil nomor siswa, yang harus menyampaikan jawabannya.
Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks NHT:
1)                  Fase 1 :  Penomoran
Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap kelompok diberi nomor 1 sampai 5.
2)                  Fase 2 : Mengajukan pertanyaan
            Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya.
3)                  Fase 3 : Berpikir bersama
            Siswa mengajukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.
4)                  Fase 4 : Menjawab
            Guru memanggil salah satu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.     
2.              Hasil Belajar
a.     Pengertian Hasil Belajar
      Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 250-251), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi murid dan dari sisi guru. Dari sisi murid, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.
Howard Kingsley (Sudjana, 2005: 15) membagi 3 macam hasil belajar:
1)                  Keterampilan dan kebiasaan
2)                  Pengetahuan dan pengertian
3)                  Sikap dan cita-cita
Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri murid karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan murid tersebut.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan mengubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
b.    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi yang ingin kami jelaskan di sini adalah faktor yang mempengaruhi belajar dari sisi sekolah yakni:
1)  Metode mengajar. Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Mengajar itu sendiri menurut Ign. S. Ulih B.Karo (Susilo, 2006: 82) adalah menyajikan bahan pelajaran kepada orang lain itu diterima, dikuasai dan dikembangkan. Dari uraian di atas jelaslah bahwa metode mengajar itu mempengaruhi belajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar murid yang tidak baik pula.
  2) Kurikulum. Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikankepada murid. Kegiatan ini sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar murid menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahan pelajaran itu mempengaruhi tidak baik terhadap belajar.
3)   Relasi guru dengan murid. Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan. murid Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu sendiri. Jadi cara belajar murid juga dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya. Di dalam relasi (guru dengan murid) yang baik, murid akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga murid berusaha mempelajari sebaik-baiknya, hal demikian dapat terjadi sebaliknya.
4)  Relasi murid dengan murid. Murid yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari kelompok. Akibatnya makin parah dan dapat minggu belajarnya. Oleh karena itu perlu segera ditangani berupa bimbingan agar dia dapat diterima kembali oleh teman-temannya.
5)  Disiplin sekolah. Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan murid dalam sekolah juga dalam belajar.hal ini mencakup segala aspek baik kedisiplinan guru dalam mengajar karena kedisiplinan pendidik juga dapat memberi contoh bagi murid atau peserta didik.
c.      Fungsi Hasil Belajar
Dalam proses pembelajaran di kelas guru harus memperhatikan tingkah laku dan minat belajar siswa. Karena dengan adanya minat belajar siswa dalam dirinya maka siswa tersebut dapat dengan mudah menyerap materi pelajaran yang dipelajarinya. Sebaliknya, tanpa adanya minat dan perhatian dalam diri seseorang siswa terhadap apa yang dipelajarinya. Mereka tidak dapat menguasai materi palajaran yang dipelajarinya itu dengan baik.
Oleh karena itu, minat belajar siswa sangat perlu diperhatikan dan ditingkatkan oleh guru sebagai pendidik di sekolah karena minat belajar siswa sangat berpengaruh terhadap fungsi hasil belajar. Minat dan fungsi hasil belajar adalah indikator dari pencapaian guru akan penilaian akhir pada siswa. Jadi adapun fungsi hasil belajar siswa yaitu suatu pedalaman dan pemahaman pada materi pelajaran.
B.                 KERANGKA PIKIR
Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika, guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang optimal dengan menerapkan berbagai model pembelajaran.
Dalam pembelajaran matematika, salah satu hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam mengajarkan suatu pokok bahasan adalah pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan, karena melihat kondisi siswa yang mempunyai karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya dalam menerima materi pelajaran yang disajikan guru di kelas, ada siswa yang mempunyai daya serap cepat dan ada pula siswa yang mempunyai daya tanggap yang lama.
Menyikapi kenyataan ini, penulis menilai perlu digunakan model pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT, yaitu membagi siswa dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 5 orang siswa dan setiap kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang beragam, ada yang pandai, sedang, dan ada pula yang tingkat kemampuannya kurang. Kemudian setiap anggota kelompok diberikan tanggung jawab untuk memecahkan masalah atau soal dalam kelompoknya dan diberikan kebebasan mengeluarkan pendapat tanpa merasa takut salah.
Oleh karena itu tidak tampak lagi mana siswa yang unggul karena semuanya berbaur dalam satu kelompok dan sama-sama bertanggung jawab terhadap kelompoknya tersebut. Dengan demikian, untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri No. 113 Balle guru perlu menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam mengajarkan pokok bahasan tersebut karena daya serap siswa.
Diharapkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT setiap siswa akan mempunyai tingkat kemampuan yang relatif sama sehingga pada akhirnya prestasi belajar siswa akan lebih baik.

.


Rendahnya Hasil Belajar  Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika .
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa
Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)
Langkah-langkahnya:
1)        Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
2)        Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3)        Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap kelompok dapat mengerjakannya atau mengetahui jawabannya.
4)        Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.
5)        Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
6)        Kesimpulan.






 














1.1  Bagan Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir Penelitian
C.                HIPOTESIS
Adapun hipotesis tindakan penelitian ini adalah “hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri No. 113 Balle dapat ditingkatakan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT)”.




III.   METODE PENELITIAN
A.  PENDEKATAN  DAN JENIS PENELITIAN
1.    Pendekatan
Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif, artinya data yang penulis dapatkan melalui metode penelitian yang tepat, kemudian diolah dengan menggunakan metode statistik. 
2.    Jenis Penelitian
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 113 Balle,, jenis penelitiannya adalah eksperimen komparatif yaitu  mengkaji pengaruh penggunaan model pembelajaran Number Head Together (NHT) dalam pembelajaran Matematika.
Tujuan penelitian eksperimen adalah mengatur situasi dimana pengaruh beberapa variabel terhadap satu atau variabel terikat dapat diidentifikasi.
B.  VARIABEL DAN DISAIN PENELITIAN
1.    Variabel
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
a.   
17

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel penyebab, dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT).
b.    Variabel terikat adalah variabel yang tergantung pada variabel bebas, dalam penelitianini variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa kelas IV SDN 113 Balle, dengan perlakuan Model Number Head Together (NHT).
2.    Disain
Penelitian eksperimen dimulai dengan membuat hipotesis kkausal yang terdiri dari variabel independen (bebas), dan variabel dependen (terikat). Variabel independen pada penelitian ini adalah model pembelajarn NHT, dan variabel dependennya adalah hasil belajar. Langkah berikutnya adalah menguikur variabel dependen dengan pengujian awal (pre-test), di ikuti dengan memberikan stimulus/treatment kedalam kelompok yang ditelti, dan di akhiri dengan mengukur kembali variabel dependen setelah diberikan stimulus (post-test).
Menentukan Hipotesis Klausal
Lakukan Pengukuran Variabel Devenden (Pre-Test)
Berikan Variabel Independen/Stimulus
Lakukan Pengukuran Variabel Dependen (Post-Test)
 








Gambar 3.1. Tahapan dalam Penelitian Eksperimen

C.  DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
Kedua variabel penelitian akan dioperasionalkan agar diperoleh batasan- batasan yang digunakan untuk menghindari perbedaan interpretasi terhadap veriabel yang diteliti dan sekaligus menyamakan persepsi tentang variabel yang dikaji. Definisi operasional kedua variabel yaitu:
1.    Model Pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) adalah suatu model pembelajaran yang menitik beratkan pada keaktifan siswea untuk memehami materi pembelajarn yag didapatkannya serta dapat mempresentasikannya di depan kelas. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif model Numbered Heads Together (NHT)  atau disebut kepala bernomor yaitu:
1)   Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
2)   Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3)   Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap kelompok dapat mengerjakannya atau mengetahui jawabannya.
4)   Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.
5)   Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
6)   Kesimpulan.
2.      Hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan mengubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
D.  POPULASI DAN SAMPEL
1.    Populasi
Hal ini berarti bahwa populasi merupakan keseluruhan subjek atau objek yang menjadi sasaran penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV SDN 113 Balle, yang terdiri dari 24 or1ng siswa. Siswa ini terdiri dari 4 orang siswa, dan 8 oarang siswi.
2.    Sampel
Pertimbangan bahwa penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, sehingga dalam memudahkan melakukan perlakuan berupa penggunaan model pembelajaran Number Head Together, maka diperlukan adanya sampel yang akan mewakili populasi. Karena populasinya merupakan populasi heterogen yang terdiri dari ukuran kepandaiana dan jenis kelaminnya, maka penarikan sampel mempergunakan perbandingan anak populasi terhadap keseluruhan populasi sebagai perbandingan besarnya sampel. Tetepi, meigingat bahwa populasinya sedikt maka yang menjadi sampel adalah selur populasi. Artinya, bahwa seluruh anggota populasi menjadi anggota sampel.
E.  TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1.    Teknik tes
Teknik tes pada umumnya digunakan umtuk mrnilai kemampuan murid/siswa yang mencakup pengetahuan dan keterampilan hasil belajar, bakat dan intelegensi seseorang. Adapun tes pada penelitian ini ada dua yaitu pre-test dan post-test. Masing-masing terdiri dari 10 buah soal dengan bobot 0-10.
2.    Teknik Non Tes
a.    Observasi
Teknik observasi dilakukan dengan cara mengamati secara langsung proses pembelajaran Matematika yang berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran Number Head Together (NHT), maupun pada saat tidak menggunakan model NHT.
b.    Wawancara
Wawancara adalah salah satu pengumpul data/ informasi dengan tanya jawab antara pewawancara/peneliti dengan narasumbr yang berkaitan. Nara sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah wali kelas pada kelas IV SDN 113 Balle kab. Sinjai.
c.    Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan tertulis yang harus diisi atau dijawab secara tertulis pula oleh respondent atau sumber data. Sumber data atau responden dalam penelitian ini adalah siswa di kelas IV SDN 113 Balle Kab. Sinjai.

F.   TEKNIK ANALISIS DATA DAN INDIKATOR KEBERHASILAN
1.    Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data hasil tes yaitu analisis statistik deskriptif. Analisis statistik deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika antara yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Number Head Together (NHT)  mengenai rata-rata tingkat prestasi belajar siswa dilakukan dengan perhitungan rata-rata dengan rumus:
M =
                                    (Alimin, 2011:14)
Dimana:
M   =  Rata-rata
Σ   =  Jumlah
X   =  Nilai/ harga X
n   =  jumlah individu/frekuensi
2.    Indikator Keberhasilan
            Yang menjadi indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah apabila terjadi peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa terhadap bahan ajar setelah diterapkan pembelajarn Matematika dengan menggunakan  model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (NHT). menurut ketentuan Depdiknas, apabila terdapat 85% siswa yang memperoleh skor minimal 65 maka kelas dianggap tuntas secara klasikal.
IV.             JADWAL PENELITIAN
            Adapun jadawal penilitian yang saya lakukan adalah:
No
Kegiatan Penelitian
Waktu Efektif Pelaksanaan Tindakan Kelas
Bulan Januari
Bulan Februari
Bulan
Maret
Bulan April
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
A.
Persiapan

1.      Pendekatan/Negosiasi
















2.      Penyusunan Proposal
















3.      Seminar Proposal
















4.      Perizinan
















5.      Pertemuan dengan Pihak Sekolah
















B.
Pelaksanaan PTK

1.      Pelaksanaan Siklus I
















2.      Pelaksanaan Siklus II
















3.      Pengumpulan Data
















4.      Analisis Data
















5.      Pembuatan Skripsi
















C.
Evaluasi Hasil PTK

1.      Ujian Meja Skripsi
















2.      Revisi dan Penggandaan Skripsi
















3.      Penyerahan Skripsi



















23
 

V.                DAFTAR PUSTAKA
Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Erfandi. 2011. Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Murid Kelas IV SD Inpres No. 26 Barang Kabupaten Barru. Skripsi. Makassar: Program Sarjana Universitas Negeri Makassar
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional/Balai Pustaka.
Mappasoro. 2006. Evaluasi Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit UNM.
Nikmawati, M. Surga. 2011. Peningkatan  Hasil Belajar  IPS  Melalui  Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sungguminasa V Kabupaten Gowa. Makassar: Program Sarjana Universitas Negeri Makassar.
Nurmelinda, Rira. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas V SD Inpres Ujung Pandang Baru Kota Makassar. Skripsi. Makassar: Program Sarjana Universitas Negeri Makassar.
Prasetyo, Bambang. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran (Mengembangkan Propesionalisme Guru). Jakarta: Rajawali Pers.
Suryabrata, Sumadi. 1983. Metodoogi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Garafindo Persada.
Umar, Alimin. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Makassar: Badan Penerbit UNM.
-----------------. 2011. Satistika (Penentun Praktis Belajar Statistika Berbasis Kompetensi). Makassar: Badab Penerbit UNM.
Undang-undang SISDIKNAS. 2009. Sistem Pendidikan Nasional  & Peraturan Pemerintah. Bandung: Rhusty Publisher.
24
 

VI.             LAMPIRAN
A.                ANGKET
Nama  Siswa :
Pertanyaan!
1.      Apakah Anda bersemangat saat belajar matematika?
a.       Ya                b. Tidak
2.      Apakah pelajaran matematika ini menarik?
a.       Ya                b.  Tidak
3.      Apakah anda senang belajar matematika?
a.      Ya                   b. Tidak
4.      Apakah anda pernah bertanya saat belajar matematika?
a.      Ya                   b. Tidak
5.      Apakah anda mengerti pelajaran matematika ini?
a.      Ya                   b. Tidak








25
 

B.                 FORMAT OBSERVASI
Nama murid              :
No.
Aspek- aspek Yang diobsevasi
Alternatif
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
1
Berpartisipasi aktif




2
Banyak bertanya




3
Terbuka terhadap pendapat teman




4
Selalu mengajukan pendapat




5
Ada inisiatip










Ø  Pertanyyan wawancara
1.         Bagimana jalannya pembelajaran matematika di sekolah ini khisusnya kelas IV?
2.         Apakah dalam mengikuti pembelajaran siswa aktif dalam proses belajar-mengajar?
3.         Bagaimana keadaan siswa ketika sedang mengikuti pelajaran matematika ini?
4.         Apakah hasil dari penilaian pembelajaran ini memmuaskan atau tidak? Mengapa!
5.         Menurut bapak/Ibu apa yang menyebabkan sehinnga hsil dari pembelajaran ini kurang?












C.                TES
1.      Pre-test
Soal!
Tulislah lambang bilangan negative bilangan berikut
1.               Negatif Lima puluh dua
2.               Negatif Seratus tiga puluh tujuh
3.               Negatif tiga ratus enam puluh lima
4.               – 3       Lawannya adalah …
5.                45       Lawannya  adalah…
Kunci Jawaban!
Tulislah lambang bilangan negative bilangan berikut
1.               Negatif Lima puluh dua adalah - 52
2.               Negatif Seratus tiga puluh tujuh adalah - 137
3.               Negatif tiga ratus enam puluh lima adalah - 365
4.               – 3       Lawannya adalah  3
5.                45       Lawannya  adalah - 45

2.      Post-test
Tulislah lambang bilangan negative bilangan berikut
1.                       Negatif delapan ratus Sembilan puluh enam
2.                       Negative seribu empat ratus delapan puluh
3.                       – 124 Lawannya adalah …
4.                       298    Lawannya adalah …
5.                       – 165 Lawannya adalah …

Kunci Jawaban!
Tulislah lambang bilangan negative bilangan berikut
1.                       Negatif delapan ratus Sembilan puluh enam adalah - 896
2.                       Negative seribu empat ratus delapan puluh adalah – 1.480
3.                       – 124 Lawannya adalah  124
4.                       298    Lawannya adalah - 298
5.                       – 165 Lawannya adalah  165











D.                LKS
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah                       :           SDN 113 BALLE
Mata Pelajaran          :           MATEMATIKA
Kelas                           :           IV ( Empat )
Semester                     :           II (Dua)

I.                    Standar Kompetensi             :
5. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat

  II.               Kompetensi Dasar
        5.1. Mengurutkan bilangan bulat
 III.            Indikator                    :
v  KONGNITIF
Proses
5.1.2 Membaca lambang bilangan negative dan lawan suatu bilangan
Produk
5.1.2 Menulis lambang bilangan negative dan lawan suatu bilangan.
v  AFEKTIF
Karakter :
1.1.2        Mempertanyakan cara menulis lambang bilangan negative dan lawan suatu bilangan ( Rasa ingin tahu,kemandirian,kreatifitas )
Sosial     :
1.1.2               Memberi penjelasan kepada teman cara membaca lambang bilangan negatif (toleransi, bersahabat)
v  FSIKOMOTORIK
5.1.2 Mengidentifikasi lambang bilangan negative dan lawan suatu bilangan

 IV.            Tujuan Pembelajaran ( Format ABC:Audience, Behavior, Condition,    Degree )
Melalui proses pembelajaran siswa dapat              :
v  KONGNITIF
Proses
5.1.2 Membaca lambang bilangan negative dan lawan suatu bilangan
Produk
5.1.2 Menulis lambang bilangan negative dan lawan suatu bilangan.
v  AFEKTIF
Karakter
1.1.2        Mempertanyakan cara menulis lambang bilangan negative dan lawan suatu bilangan ( Rasa ingin tahu,kemandirian,kreatifitas )
Sosial     :
1.1.2         Memberi penjelasan kepada teman cara membaca lambang bilangan negatif (toleransi, bersahabat)

v  FSIKOMOTORIK
               5.1.2 Mengidentifikasi lambang bilangan negative dan lawan suatu bilangan
  V.               Materi Pembelajaran
·         Bilangan Bulat

 VI.            Model / Metode Pembelajaran
·         Model Pembelajaran        :
-          Model Pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT)
·         Metode Pembelajaran      :
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Penugasan

VII.            Sumber dan Media
Sumber                 :           Buku Gemar Belajar Matematika IV BSE hal 108
                                                penulis Aep Saepudin dkk,tahun 2008

Media       :
·         Laptop          
·         Cara menulis lambang Bilangan negative pada karton manila


  VIII.          Kegiatan Pembelajaran

No.
Tahapan Kegiatan
Pengorganisasian
Waktu
Siswa
1.
Kegiatan awal
10 menit


-  Mengecek kesiapan siswa
-  Mengisi daftar hadir, berdoa
-  Apersepsi
-  Guru menyampaikan  tujuan pembelajaran



klasikal
2.
Kegiatan Inti
45 menit


1.      Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2.      Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
3.      Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
4.      Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
5.      Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain

Klasikal


Klasikal
Kelompok




klasikal


Klasikal
Klasikal
3.
Kegiatan Penutup
15 menit


Ø Memberikan soal Pekerjaan Rumah
Ø Pesan-pesan moral
Ø Menutup pelajaran


Klasikal











 IX.             Penilaian
1. Tehnik Penilaian dan Bentuk Instrumen
1.Tes tertulis     :           Essay
2.Tes lisan         :           Tanya jawab
3. Perbuatan      :           Unjuk kerja

Sinjai, Januari 2013
Mengetahui,
                                                                                      Mahasiswa



Guru Kelas                                                             Ahmad Munawir Saleh












BAHAN AJAR
Membaca dan Menulis Lambang Bilangan Negatif






LKS KELOMPOK
Melalui proses pembelajaran siswa dapat              :
PROSES                     :           5.1.2 Membaca lambang bilangan negative dan lawan suatu bilangan
PRODUK                   :           5.1.2 Menulis lambang bilangan negative dan lawan suatu bilangan

Diskusikan dengan teman sekelompokmu untuk melengkapi tabel dibawah ini!
A.    Membaca lambang bilangan negatif


NO


            Lambang bilangan

                                   Dibaca

1.

2.

3.

4.

5.



-6

-13

-21

-32

-57






B.     Menulis lambang bilangan negatif


NO


 Nama bilangan

                   Ditulis

1.

2.

3.

4.

5.

Negatif Sembilan

Negatif tujuh belas

Negatif dua puluh tiga

Negatif tiga puluh enam

Negatif delapan puluh tujuh






KUNCI  JAWABAN

A.    Membaca Lambang bilangan negatif


NO


            Lambang bilangan

                                   Dibaca

1.

2.

3.

4.

5.



-6

-13

-21

-32

-57

Negatif enam

Negatif tiga belas

Negatif dua puluh satu

Negatif tiga puluh dua

Negatif lima puluh tujuh


B.     Menulis lambang bilangan negative


NO


 Nama bilangan

                   Ditulis

1.

2.

3.

4.

5.

Negatif Sembilan

Negatif tujuh belas

Negatif dua puluh tiga

Negatif tiga puluh enam

Negatif delapan puluh tujuh


-      9

-      17

-      23

-      36

-      87





ALAT EVALUASI
Melalui proses pembelajaran siswa dapat              :
PROSES                     : 5.1.2 Membaca lambang bilangan negative dan lawan suatu bilangan
PRODUK       : 5.1.2 Menulis lambang bilangan negative dan lawan suatu bilangan
LATIHAN
A.     Tulislah lambang bilangan negative bilangan berikut
1.       Negatif Lima puluh dua
2.       Negatif Seratus tiga puluh tujuh
3.       Negatif tiga ratus enam puluh lima
4.       Negatif delapan ratus Sembilan puluh enam
5.       Negative seribu empat ratus delapan puluh
B.      Tentukan lawan dari bilangan di bawah ini !
1.       – 3       Lawannya adalah …
2.        45       Lawannya  adalah…
3.       – 124 Lawannya adalah …
4.       298    Lawannya adalah …
5.       – 165 Lawannya adalah …

KUNCI JAWABAN ALAT EVALUASI
A.Tulislah lambang bilangan negative bilangan berikuT
1.       Negatif Lima puluh dua adalah - 52
2.       Negatif Seratus tiga puluh tujuh adalah - 137
3.       Negatif tiga ratus enam puluh lima adalah - 365
4.       Negatif delapan ratus Sembilan puluh enam adalah - 896
5.       Negative seribu empat ratus delapan puluh adalah – 1.480
B.Tentukan lawan dari bilangan di bawah ini
1.       – 3       Lawannya adalah  3
2.        45       Lawannya  adalah - 45
3.       – 124 Lawannya adalah  124
4.       298    Lawannya adalah - 298
5.       – 165 Lawannya adalah  165
DAFTAR PUSTAKA
Aep Saepudin dkk,2008 Gemar belajar Matematika untuk Sekolah Dasar dan MI kelas IV,Jakarta Pusat Departemen Pendidikan Nasional 2008.

bumi

AKU DAN MASAKU

Ahmad Munawir Saleh

Menu

Gallery Slider(Do Not Edit Here!)

Search

Copyright Text

 

Sample text

Sample Text

Sample Text